Aku langsung menuju ke kasir setelah mendapatkan salinan kwitansi tadi dan segera membayarkan uang deposito kamar rawat inap Bapak. Setelah selesai dari sana aku tidak langsung kembali ke kamar karena sejak dua hari lalu perutku belum diisi nasi dan makanan sama sekali. Iya, karena pusing dan stres memikirkan uang untuk rumah sakit Bapak, aku tidak napsu untuk makan, semua makanan yang Bi Darmi kirim dari rumah aku berikan ke suster dan perawat yang jaga, "Sus, dimakan, ya. Ini masakan dari rumah saya, enak loh." Maka dengan wajah sumringah, mereka menerimanya. Sederhana, ya, membuat orang lain tersenyum dan bahagia. Ketika sedang memesan bubur ayam dan kopi hangat, aku melihat Gamma berdiri di depan kantin, tersenyum ke arahku, dia kenapa kok ada di sini? Dia lalu berjalan menghampiriku,