# Arga membantu Max menghapus air matanya berkali-kali meski itu tidak mampu meredakan tangisan Max. "Max, maaf kau harus tahu tentang ini dengan cara seperti ini. Seharusnya ..." "Tolong bilang kalau itu tidak benar Om," ujar Max lagi di sela isak tangisnya. Arga merasa hatinya hancur berkeping-keping ketika mendengar putranya sendiri seakan menolak mengakui dirinya. "Max?" Arga tidak tahan lagi. Dia langsung menarik Max ke dalam pelukannya. Namun kali ini tidak seperti sebelumnya. Kali ini Max berontak dan mendorong Arga menjauh. "Aku mohon Om. Tolong bilang kalau Om bukan Papaku. Aku suka dengan Om tapi aku benci dengan Papa. Karena Papa tidak ada, Mama banyak menangis. Karena Papa tidak ada, semua orang selalu bicara buruk tentang Mama. Aku benci itu." Max akhirnya meluapkan isi
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari