# Dania mengelap keringat Maura yang saat itu tampak demam tinggi. " Apa obatnya tidak cocok ya, demammu sama sekali tidak berkurang sekarang. Padahal tadi sempat sedikit turun. Bagaimana kalau kita ke dokter saja?" tawar Dania. Tapi Maura menggeleng pelan. Dia membungkus tubuhnya dengan selimut tebal. Dania hanya bisa menatap Maura khawatir. Beberapa saat kemudian, perlahan Maura bergerak dan duduk. Dia bangkit berdiri dan hampir limbung. Beruntung Dania sempat menopangnya agar tidak jatuh. "Maaf, jadi merepotkanmu. Kalau kau ada keperluan lain, aku bisa sendirian, tidak apa-apa. Ini bukan pertama kalinya aku kena flu," ucap Maura. "Tidak apa-apa. Masa magangku juga sudah selesai. Kau mau ke kamar mandi? Biar aku antar," tawar Dania. Tapi Maura mendorong Dania pelan. "Tidak apa-a