# Dari luar, Tuan Pangestu menatap sosok cicitnya yang sekarang sedang tertidur. Sebuah senyum samar terukir di bibirnya. "Sayang sekali Maura. Seharusnya dirimu dan Arga bisa menjadi pasangan yang paling berbahagia dengan anak selucu ini. Andai kalian berdua tidak sama-sama menentang rencanaku untuk menikahkan kalian dulu," ucap Tuan Pangestu. Penyesalan terdengar dari nada suaranya. "Kami tidak saling mencintai. Pernikahan seperti itu hanya akan berakhir dengan tragis dan mengakhiri persahabatan kami. Aku tidak ingin itu terjadi. Aku tidak ingin menyiksanya dalam pernikahan yang tidak di inginkannya," tambah Maura. "Lalu kenapa kau melahirkan anaknya Arga. Aku bahkan membiarkannya hidup bebas tanpa rasa bersalah karena tidak mengingat telah melakukan semua itu padamu. Kalau rasa saya