PROLOG

321 Kata
"Ah! Sakit, Om Bram! Aw! Pelan-pelan, dong!" "Kamu sudah saya peringatkan, tetapi seolah peringatan dari saya hanya seperti uap bagimu! Sekarang rasakan pelajaran dari saya!" "Tapi kan bisa lebih lembut, Om. Jangan kasar-kasar, dong! Nanti kalau lecet gimana?" Brak! Suara pintu ditutup dengan keras oleh pemiliknya terdengar. "Sekarang kamu tidur!" Lelaki yang dipanggil dengan sebutan Om Bram itu menunjuk ke arah ranjang besar yang terletak tidak jauh dari mereka. "Jangan pernah datang ke ruang kerja saya! Apalagi dengan memakai baju kurang bahan seperti ini! Ini memang malam pengantin kita, tetapi kamu jangan pernah bermimpi untuk bisa saya sentuh, Naura." Bram berkata dengan begitu dingin. Lelaki itu tampaknya ingin menegaskan pada wanita yang sekarang masih ada di hadapannya dengan menggunakan lingerie merah itu, kalau dia tidak akan menyentuhnya malam ini. "Tapi kita udah nikah, Om. Memangnya Om tidak ingat, nenek mau kita cepet kasih dia cicit? Om..." "Stop! Jangan terus gunakan nenek saya untuk menekan saya, Naura. Saya sudah menikahi kamu, jadi tidak usah menuntut yang lain lagi. Ini kan yang kamu mau? Sebegitu terobsesinya kamu dengan saya, sampai membujuk nenek saya untuk memaksa saya menikahi kamu. Dasar tidak tahu malu!" "Aku memang cinta sama Om. Tapi soal pernikahan ini, ini murni permintaan nenek. Ayo kita coba dulu, Om. Aku yakin, seiring waktu aku pasti bisa membuat Om jatuh cinta sama aku." "Tidak akan pernah, Naura! Cinta saya sudah habis untuk Dera. Selamanya, hanya dia yang ada di hati saya. Saya akan pastikan, kamu akan menyerah dengan pernikahan ini, dan pergi meninggalkan saya. " Setelah mengatakan itu, Bram membuka pintu kamar itu kembali, dan melangkahkan kaki keluar. Meninggalkan Naura dengan pipinya yang basah karena air mata. Wanita itu menoleh ke arah ranjang, dimana banyak kelopak bunga yang menghiasi permukaannya. "Ternyata malam pertama tidak seindah yang aku bayangkan. Tapi aku tidak akan menyerah, aku akan membuktikan kalau aku bisa meluluhkan hati om Bram. Berjuanglah, Naura! Kamu pasti bisa!" Wanita itu menyemangati dirinya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN