“Ibu bisa temani aku nggak Bu?” rengek Tya. “Ya nggak pantaslah Ibu temani kamu, Wong dia suami kamu kok. Kenapa sih kamu bingung sendiri ketemu suami?” “Ibu tahu kan sejak di Cilacap aku belum pernah bicara sama dia. Apalagi ngobrol. Walau sudah menikah pun aku nggak pernah bicara sama dia selain waktu dia minta maaf. Itu saja kan. Terus aku sekarang harus ngobrol apa? Aku nggak mengerti apa yang harus diobrolin,” ucap Tya. Déra baru saja masuk, Idah yang membukakan pintu dan mempersilakan duduk. “Anggap saja kalian baru kenalan. Nggak pantas lah Ibu nemani. Anggap saja kalian berkenalan seperti kamu kenalan sama teman-temanmu saat di sekolah dulu. Cuma sekarang kamu sudah punya surat legal. Jadi siapa pun yang mengganggu tentu akan mundur dengan sendirinya. “Aku bingung Bu. Sungg