Perasaan Marshanda tak menentu. Sebal, sekaligus merasa kasihan di waktu bersamaan. Empat lima detik dia memberi waktu bagi dirinya untuk berpikir. Lalu, ia memutar anak kunci. Pintu pun terkuak. Sosok yang dirindukannya, figur yang selama beberapa hari ini membuat hatinya dilanda resah dan diliputi tanya tak terjawab itu, ada di depannya, hanya berjarak sekian senti meter saja dari tempatnya berdiri. Didapatinya paras Devanno yang berseri-seri. Dan walau sesungguhnya hati Marshanda gembira dan ingin membayar rasa rindunya dengan memeluk Cowok tersayang itu, namun ia tetap mempertahankan diri, memasang ekspresi cemberut di depan sang kekasih. Devanno menjawil lengan Marshanda dan mengedipkan matanya, bermaksud menggoda Marshanda dan memancing senyum kekasihny