"Pokoknya Papa dan Mama harus mengikuti kemauan Tita. Dan Bang Tito gak usah hadir. Abang selesaikan saja kuliah Abang. Tita gak mau Mas Benny mencintai Tita karena Tita anak Atala Rizki dan Lovita yang konglomerat, Dan Adik dari Tito yang terkenal. Tita hanya ingin Mas Benny mencintai Tita karena memang tulus pada Tita." Tita bersikeras meminta Orangtuanya untuk menutup identitas Mereka.
Atala terus menghela nafas. Tita persis seperti Mamanya, Vita. Selalu sederhana. Walau tak dipungkiri, Keluarga besar Wijaya tak pernah menampakkan diri Mereka sebagai Orang terpandang. Mereka berbaur dengan siapa saja.
"Sudahlah Sayang... Turuti saja kemauan Puteri Kita. Mungkin ini yang menurut Tita baik bagi dirinya." Vita mengelus lengan Suaminya, Atala.
"Dek... Kamu itu Puteri Mama dan Papa satu-satunya. Kapan lagi Mama dan Papa merayakan pernikahan besar untuk Kamu kalau bukan saat ini?" Tito angkat bicara. Tito adalah saudara kembar Tita. Namun Mereka bukan kembar indentik.
Tita tinggi semampai, wajah cantik dengan hidung mancung dan alis tebal yang memanjang. Kulitnya sangat eksotik, persis Neneknya, Uwo Tia. Tita memiliki senyum yang sangat manis seperti senyum Tia.
Tito tinggi tegap seperti Atala. Berkulit kuning langsat, sangat tampan. Hidung mancung dengan alis tebal.
"Gak... Ma.. Pa... Tita mohon untuk kali ini. Tita gak mau Mas Benny nanti seperti Farrel yang mencintai Tita tapi ternyata cinta harta saja." Tita mengerucutkan bibirnya.
Atala memang pernah mengenalkan Putera koleganya pada Tita. Atala pikir, Farrel seperti Ayahnya yang penuh tanggung jawab. Ternyata Farrel menyukai Tita karena Dia tak mau susah-susah bekerja jika menikah dengan Tita.
Tito mencari tahu tentang kehidupan Farrel, ternyata Farrel senang gonta ganti pasangan. Dan itu membuat Tita patah hati dan sulit membuka diri kembali.
Tita tipe bucin akut. Dia kalau sudah mencintai seseorang, apa pun akan Dia pertahankan demi cintanya. Namun untuk kali ini Tita belajar dari pengalaman patah hatinya. Tita mau tahu seberapa tulus Benny mencintainya.
Dan untuk Benny, Tito juga sudah menyelidikinya. Benny adalah anak tunggal dari Jimmy Darmawan, Pengusaha sukses yang juga merupakan salah satu kolega bisnis dari Anak Perusahaan Wijaya. Sayangnya Pak Jimmy sudah tiada karena penyakit gagal ginjal. Benny seorang pekerja keras. Walau Perusahaan Sang Papa terbilang cukup besar namun tekadnya sangat kuat untuk membangun agar Perusahaannya lebih besar dan maju lagi.
Makanya Tito tak menentang hubungan Adik kandungnya dengan Benny. Yang jadi pertanyaan Tito, ada apa dengan Tita? Mengapa pernikahan ini harus penuh rahasia? Namun Tito belum berhasil mengungkap.
Kalau masalah kecerdasan Tita, Tito mengaku kalah. Tita multi talent, serba bisa dan sangat pandai mengatur segala hal termasuk rahasia hatinya.
*******
"Jadi kapan rencananya Benny dan Mamanya melamar Kamu?" Tanya Atala ditengah-tengah makan malam.
"Minggu depan, Pa. Hhmmm.. Papa udah dapat rumahnya, kan?" Tanya Tita.
"Yang terbaik untuk Kamu." Kata Atala. Atala langsung menghubungi Fathir untuk mencari rumah sederhana dengan pekarangan yang luas di daerah terpencil.
Dengan bantuan anak buahnya, Fathir dengan cepat mendapatkan pesanan Atala.
"Paman Fathir gak pernah mengecewakan. Semoga cocok seperti yang Tita bayangkan." Tita tersenyum.
Atala kembali menghela nafas. Seluruh Keluarga besarnya sudah tahu kalau Dia akan menikahkan Puterinya. Seluruh Keluarga bertanya kenapa begini, kenapa begitu.
Atala malah sengaja membuat pertemuan Akbar seluruh Keluarga besarnya.
Hampir seluruh Keluarganya setuju dengan rencana Tita. Dan Fathir dengan gerak cepat mencari perkampungan yang cocok seperti yang diinginkan Tita.
"Jadi, kapan Tita boleh lihat rumah Kita, Pa?" Tanya Tita.
Vita menggeleng karena kelakuan Tita yang selalu ingin cepat.
"Kalau besok Kamu gak sibuk, Kita bisa pergi melihat ke sana." Kata Atala.
"Benar Pa?" Tita langsung bangun dari kursi nya dan memeluk leher Atala. Tita mencium pipi Atala.
Tito hanya mengerucutkan bibirnya. "Dasar Miss perfectionist." Gerutu Tito.
Tita mendengar dan langsung memeluk Tito. "Abangku yang tampan, jangan cemberut, nanti hilang ketampananmu." Goda Tita sambil mencium pipi Tito.
"Sudah-sudah. Kalau memang sudah selesai makannya, Kita pindah ke ruang Keluarga saja kalau masih ada yang mau dibahas. Kasihan Bi Ijah kalau harus begadang membereskan ini semua." Kata Vita sangat lembut.
Tita menghampiri Vita. "Maaf Mam... Aku senang banget soalnya. Nanti Aku bantuin Bi Ijah, janji." Kata Tita. Tita juga sangat menyayangi Bi Ijah walau Beliau hanya ART di rumah Orangtuanya.
*******
"Subhanallah...." Tita terkagum-kagum melihat Desa kecil yang asri dan sejuk. Persis apa yang Tita bayangkan. "Paman Fathir memang yang terbaik." Tita memeluk Fathir.
"Untuk Keponakan Paman yang eksotik." Fathir mengelus bahu Tita dan mengecup kepala Tita.
"Ini rumah Kalian. 100 meter ke kanan dari sini rumah Papa Lambok dan Mama Tia (Kakek dan Nenek Tita). 100 meter ke kiri rumah Uwo Fitri dan Datuk Fahmi (Orangtua Fathir)." Fathir menjelaskan letak rumah yang memang sedemikian rupa dibuat agar terkesan kalau Tita memang asli penduduk Gunungkentur kecamatan Pakualam.
Sedangkan Diandra (Mama kandung Atala) dan Ustadz Joey, dilarang Tita ikut tinggal di sana. Mereka hanya akan hadir sebagai tamu undangan Orangtua dari sahabat Tita.
Tita hanya memilih keluarganya yang tinggal di desa ini yang kira-kira sangat cocok dengan karakternya. Sedang Keluarga yang lain hanya datang saat pernikahan sebagai tamu undangan saja.
Atala tidak sedikit merogoh koceknya demi mengikuti kemauan Puterinya. Tita bilang, anggap saja ini konsep pernikahan Tita. Walau akan terjadi sederhana, namun mengeluarkan biaya lebih besar dari pada resepsi pernikahan Seorang selebriti yang dijuluki Sultan.
*******
Hari yang ditunggu tiba.
Benny dan Mama Intan dengan di dampingi beberapa kerabatnya datang melamar ke kediaman Atala di desa gunungkentur.
Atala dan Vita, Tia dan Lambok serta Fitri dan Fahmi menyambut kedatangan rombongan Calon Besan Mereka.
Tita terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya hijau tosca dan kain batik wiron hitam.
Mama Intan terlihat tidak senang. Dia malu dengan kerabat Alm. Suaminya karena memiliki Besan dari kalangan rakyat jelata.
Para Tamu sudah duduk lesehan di atas tikar pandan.
Paman Benny membuka pembicaraan. "Maksud Keluarga Kami datang kemari ingin meminang Tita untuk Benny. Kami berharap, Keluarga di sini menerima lamaran Kami dengan hantaran yang sangat sederhana ini."
Atala dan Vita tersenyum. "Niat baik tentu saja Kami terima dengan baik. Saya sebagai Ayah dari Puteri Saya, Tita, menyerahkan keputusan pinangan ini diterima atau tidak pada Puteri Saya. Bagaimana Tita, apa Kamu siap menerima lamaran Benny?" Tanya Atala.
Tita tertunduk malu. Tita mengangguk. "Tita menerima pinangan Mas Benny."
"Alhamdulillaah...." Kata yang hadir di sana.
Mereka pun membicarakan tanggal untuk pernikahan Benny dan Tita.
Mama Intan ingin pesta pernikahan yang sederhana saja. Dia malu kalau sampai Kolega Perusahaannya tahu kalau Dia memiliki Besan yang kere.
"Ma... Tapi ini pernikahan Benny sekali seumur hidup, Ma..." Bisik Benny.
"Kamu mau bikin Alm. Papa Kamu malu? Lihatlah, Mereka tidak selevel dengan Kita. Untung saja Mereka terlihat terpelajar dengan budi pekerti yang baik. Kalau Mereka gak punya tatakrama, Mama sudah tinggal dari tadi." Ketus Intan masih berbisik. Dia terus mengipasi wajahnya.
Benny menghela nafas sambil terus tersenyum mencuri pandang pada Tita, kekasih hatinya, Calon Istrinya dan Calon Ibu dari anak-anaknya kelak.