Sean mendengar suara bel apartementnya berbunyi. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya, ia cukup kaget melihat Mia berdiri di sana. “Mia, ada apa?” tanya Sean. “Boleh saya masuk,” seru Mia. Sean pun memberi ruang. “Masuklah.” Mia pun berjalan masuk dan Sean mempersilahkannya untuk duduk di atas sofa. Ia pun menurutinya. “Ada apa kamu kemari. Mine sedang ada di kantor,” seru Sean. “Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu pada anda. Aku tidak bisa menyimpannya lagi, aku sudah mempertimbangkan semuanya dan rasanya aku tidak bisa tinggal diam.” “Apa maksud kamu?” tanya Sean. Mia mengeluarkan amplop dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Sean.