27. Pembicaraan Selanjutnya

1106 Kata

Aku dan Gladis duduk saling berhadapan di salah satu bangku Cafe. Dua cangkir cappucino berada di hadapan kami masing-masing. Tapi aku tak ada keinginan untuk menyesap minuman hangat yang masih mengepulkan asap panasnya itu. "Jadi, apa yang ingin Bu Gladis sampaikan?" tanyaku tak mau membuang-buang waktu tak berguna demi mendengar bualan wanita di hadapanku ini. Gladis memperbaiki posisi duduknya. Tampaknya wanita itu memang kurang nyaman dengan sikapku. Biarkan saja, aku masa bodoh dengan semuanya. Dulu memang iya aku sangat menghargai Gladis sebagai klienku. Akan tetapi semenjak niatnya yang merayu dan memohon kepadaku agar aku mau dinikahi oleh Restu, sejak itulah rasa hormatku padanya seketika pudar begitu saja. Rasa hormat seperti apa lagi yang akan aku tunjukkan kepadanya jika wani

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN