Renan merasa ayahnya selalu mengawasinya. Dengan mata hitamnya yang tajam dan rambut panjangnya yang sesekali menyembunyikan wajahnya. Rumah itu tak lagi terasa menenangkan. Renan tak bisa bernapas. Malam-malamnya penuh mimpi mengerikan di mana ayahnya dengan darah mengalir di wajahnya sedang berdiri di atas mayat-mayat perempuan. Renan tak tahu apa mimpi atau kenyataan. Ingatan samar-samarnya mencoba keluar, tapi kesadarannya terus mengalahkannya. Seperti ada yang menjaganya agar tetap diam, seperti ada yang mengawasinya. Ayahnya. Sudah lima hari Dorian pergi. Renan hanya tinggal berdua dengan ibunya. Renan suka bermain piano, tapi ia tidak suka ketika orang lain melihatnya bermain piano. Renan tidak suka dengan kehadiran ibunya yang tiba-tiba di kamarnya. Seolah memastikan Renan tid