Anna bangun dan merasakan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di lengan kanannya. Perempuan itu mengerjapkan matanya karena sinar matahari yang masuk dari celah jendela. Ruangan itu begitu asing hingga Anna buru-buru berdiri. Barang-barang berserakan di bawah kakinya. Anna melihat cermin dan menatap dirinya. Bernapas lega ketika ia masih berpakaian lengkap. Hanya ada satu yang berbeda, perban putih di lengan kanannya. "Kau sudah bangun?" Anna terkejut melihat Junero di depan pintu. Laki-laki itu sudah rapi dan membawa tas kerjanya. Anna mengusap wajahnya dan mencoba fokus. "Apa yang kulakukan di sini?" tanya Anna bingung. Junero mengedikkan bahunya, "Itulah yang ingin kutanyakan. Kenapa kau tiba-tiba mengetuk pintu kamarku tengah malam dengan luka besar di lenganmu?" Junero memberi seb