46. Gengsi, Dong!

1152 Kata

“Iya, Ma!” jawab cinta dengan lirih. “Apa? Mama nggak denger!” padahal Hanifah mendengarnya. Dia hanya berpura-pura agar cinta mau menjawab dengan lebih lantang. “Iya, Ma!” Cinta menjawab dengan nada yang lebih lantang walau dengan ekspresi yang datar dan terlihat lesu. “Nah kalau gitu nanti kamu minta tolong sama Frans, ya!” “Hah? Cinta, Ma?” Gadis itu terbelalak karena dia sangat gengsi untuk meminta pertolongan kepada pria itu. “Masa Mama yang ngomong?” Hanifah menatap Cinta dengan sorot mata yang seakan-akan hampir menelan gadis itu. “Ya udahlah, Ma! Iya, iya ... Semua demi Mama!” Cinta hanya bisa pasrah dan mau menuruti keinginan mamanya. Karena Cinta berprinsip kalau sampai dia durhaka kepada mamanya, maka dia takut tidak akan mendapat restu seumur hidupnya dari sang mama. Mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN