Simpati

1118 Kata

Bahu laki-laki itu terlihat bergetar dari belakang. Kepalanya memang tegap, tetapi entah apa yang sedang ia tatap pada tembok pembatas rumah Rizki ini dengan rumah tetangga. Di sekitarnya, ada beberapa anak ayam peliharaan Rizki dan Ilham yang seolah tidak takut dengan Lukas yang sedang duduk seorang diri di pinggiran kolam kecil berisi ikan nila hias peliharaan Rizki. Luna masih menatap punggung itu dari pintu belakang. Ia belum berani menghampiri Lukas karena ia yakin sekali sepertinya memang Lukas sedang menangis. Suara sesegukan juga samar-samar terdengar. Jika memang Lukas sedang menangis, kasihan sekali laki-laki itu, harus menangis dengan sembunyi-sembunyi seperti ini. Beberapa menit Luna hanya berdiri di sana saja, hingga pada akhirnya Lukas merasa memang ada seseorang di belak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN