Addara menunduk, tersipu malu.. “Ka-kamu berani sekali bertanya seperti itu.. Aksa, aku, perempuan menikah.. A-aku bukan perempuan single." Aksa tersenyum, “Aku salah? Sahabatmu memintaku bersabar, tapi melihatmu di hadapanku, berhasil membuatku lepas kendali.” “Ma-malika? Kamu bicara soal ini padanya?” Addara mengatupkan bibirnya, entah apa yang ia rasakan. Semuanya bercampur aduk. “Iya.. Tapi, Dara, kita bicara lagi nanti ok? Pukul tiga aku bisa break,” Aksa menatap Addara dengan lembut. “Jangan marah padaku..” Addara mengangguk dan tersenyum, “Aku tidak marah..” Aksa berdiri dan menahan dirinya untuk tidak memeluk perempuan di hadapannya itu, “Makan dan selalu tersenyum. Perlihatkan pada dunia betapa cantiknya senyummu itu Dara..” “Aku harus kembali ke dapur.. Bye..” Aksa ber