“Oh hai..” Addara sedikit gugup. Aksa memergokinya di kantor pengacara. “A-aku sedang mengurus, mmm… Sesuatu..” “Bertemu Maha?” Aksa kembali bertanya. Addara mengangguk.. Aksa langsung tahu, apa maksud Maha menyuruhnya datang siang ini. Ia mengerti, sahabatnya ingin memberi tahu sesuatu yang tidak bisa ia katakan langsung. Perempuan idaman hatinya ini, yang berdiri di hadapannya ini, sedang mengurus sesuatu.. Perceraian? Ah, si Maha membuatnya senang.. Baru pertama kali dalam hidupnya, ia menganggap Maha melakukan hal baik dengan mengurus perceraian. Aksa tak sanggup menutupi rasa senangnya, “Dara, jawab aku.. Ka-kamu.. Mmm.. Mengurus perceraian?” Ia tidak peduli kalau pertanyaannya itu mungkin saja menyinggung atau kelewat batas. Tapi ia harus tahu, dan hanya Addara yang