Malika akhirnya ikut berpura-pura menunggu dokter di ruang tunggu itu. Matanya terus melirik pada perempuan itu. Ruri terlihat hanya diam membaca majalah, tidak memperdulikan suasana sekitarnya. Saat konsentrasi memperhatikan, ponselnya berbunyi. Dengan kaget Malika mengeceknya, ternyata Addara meneleponnya. Addara, “Kamu dimana? Aku sudah selesai..” Malika, “Sebentar lagi aku ke situ.. Tunggu..” Setelah menutup teleponnya. Malika akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempat Addara menunggu, ia tak tahu pasti berapa lama antrian pasien. Jadi, ia tak mungkin terus menunggu di situ. Hmm.. Tapi ia penasaran. Malika ingin tahu, apa yang perempuan ini lakukan di sini? Bisa saja ia berpura-pura mengobrol. Tapi, ia tak ingin ketahuan identitas baik itu wajah, suara apalagi nama. Ad