LUSA

1910 Kata

Aksa menarik nafas panjang, saat hendak berdiri. Sosok Addara tiba-tiba masuk ke ruang baca. Addara terlihat cantik dengan baju tidur yang ia kenakan. Baju tidur tangan pendek berupa dress selutut dengan bahan lembut. “Sudah selesai? Sedikit tenang? Sini..” Aksa membuka kedua tangannya lebar dan membiarkan Addara naik ke pangkuannya. “Iya..” Addara bersandar di bahu Aksa. “Kamu tidak ada keluhan apapun sayang? Ini sudah dua puluh empat jam dari kejadian kemarin.” Addara menggeleng. “Syukurlah..” Aksa dengan cueknya kemudian mengangkat bajunya hingga memperlihatkan celana dalam dan perutnya. “Aksa!” Addara berteriak tertahan. “Aku hanya ingin melihat luka memarmu..” Aksa tertawa lalu melihat memar di tulang pinggul Addara yang memang membiru. “Aku ingin mengoleskan salep itu,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN