02 - Topeng Misterius

1613 Kata
"Xiao Xiao mengundang kita untuk datang ke pestanya lusa malam." Ji Mei memberi tahu pada Lilian pada saat mereka berdua sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Lilian menoleh lalu mengerutkan dahi. "Pesta? Apakah dia berulang tahun? Atau merayakan untuk kenaikan jabatan?" Ji Mei menggoyangkan telunjuknya ke kanan kiri. "Dia mengadakan pesta untuk melepas masa lajang." Lilian melotot mendengarnya. "Kau yakin?" Lilian memastikan. Ji Mei mengangguk sambil tersenyum kecut. "Aku sungguh iri padanya. Dia akan menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. Sungguh beruntung hidupnya. Bekerja di toko roti, lalu bertemu 'pangeran kaya raya' dan diajak menikah. Ah- terasa seperti dongeng." Ji Mei mengungkapkan isi hatinya. "Wah, benar-benar mengesankan. Kisah cintanya sangat mulus. Aku juga iri," ungkap Lilian. "Kau akan mengajak Oscar?" tanya Ji Mei. Lilian mengangguk. "Ya. Dia pasti tidak akan menolak untuk menemaniku di sana. Bagaimana denganmu?" Ji Mei tersenyum masam. "Kau menanyakan itu padaku? Tentu saja, aku akan pergi seorang diri." Ji Mei berpura-pura merajuk. "Tenang, Sayang. Aku dan Oscar akan menemanimu. Kau tidak akan kesepian." *** Lilian bekerja sebagai komikus di Shanghai Publishing. Komikus menjadi pekerjaan tetap Lilian sejak tiga tahun lalu, sejak ia memenangkan juara 2 event manhua online terbesar di daratan Tiongkok. Keterampilannya dulu hanya dipakai sebatas hobi, tetapi kini Lilian menjadikannya mata pencarian utama. Genre yang diusung oleh Lilian adalah Qihuan. Sebuah cerita fiksi fantasi yang mengandung unsur magic. Jika seseorang melihat penampilan Lilian, maka tidak ada yang percaya jika wanita itu seorang komikus yang menggambar cerita seputar hewan buas yang memiliki kekuatan sihir atau makhluk-makhluk mitos lainnya. Semua orang yang tidak mengenal apa pekerjaan Lilian, akan mengatakan wanita itu seorang model atau selebriti karena kecantikannya yang berada di atas rata-rata. Lilian melangkahkan kakinya ke dalam sebuah gedung tinggi dengan wajah berseri. Memasukkan kode ID dan wanita itu menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya. "Selamat pagi." Kata itu terus keluar dari mulutnya sampai Lilian tiba di ruang kerjanya. Lilian menyiapkan peralatan kerjanya. Hari ini, ia harus menyelesaikan tiga episode agar di akhir pekan, ia bisa sedikit bersantai menikmati waktu liburnya. "Selamat pagi, Lilian," sapa Wu Lei, salah satu rekan kerjanya yang juga berprofesi sebagai komikus. Lilian tersenyum. "Selamat pagi. Bagaimana keadaanmu hari ini? Apa kau sudah lebih baik?" Wu Lei mengangguk. "Aku sudah tidur sepanjang hari. Tenagaku sudah terkumpul sepenuhnya. Aku sudah siap, bekerja keras lagi." Wu Lei dan Lilian ber-highfive. Keduanya kembali pada kesibukan masing-masing. Sebelum mulai menggambar, Lilian mengirimkan pesan pada sahabatnya, Oscar. Hubungi aku jika kau senggang Setelah mengirimkan pesan Wechat, Lilian kembali fokus pada gambarannya. *** Oscar telah menghubungi Lilian dan setuju untuk menemani wanita itu menghadiri acara teman sekolahnya. Saat ini, Lilian sedang mencoba beberapa dress sebelum ia memutuskan untuk memakai yang mana saat ke pesta nanti. "Kau cantik mengenakan apa pun," puji Ji Mei. Lilian tersipu. "Kau pun sama. Selalu cantik memakai apa pun," balas Lilian. Keduanya sibuk mematut penampilan di depan cermin. Mereka saling mengacungkan jempol melihat tampilan akhir. "Bagaimana dengan Oscar?" tanya Ji Mei. Lilian mengedikkan bahu. "Aku sedang berusaha meneleponnya." Lilian tampak sibuk dengan ponselnya. Wanita itu emncoba menghubungi pria yang juga sahabat baiknya. "Ponselnya tidak aktif." Raut wajah Lilian tampak cemas. Ji Mei mendekati dan merangkul bahunya. "Apa mungkin, Oscar lembur dan kehabisan daya untuk menghubungimu?" Ji Mei menebak-nebak. Lilian mengangguk ragu. "Mungkin saja. Pekerjaannya sangat sibuk. Mungkin saja, dia masih lembur dan akan menyusul nanti." "Sudahlah. Ayo, kita pergi sekarang. Ini waktunya untuk kita bersenang-senang." Ji Mei merangkul Lilian yang masih tampak muram karena Oscar belum memberinya kabar. Ji Mei mengendarai mobil pribadinya untuk menuju salah satu tempat di Xuhui Distrik. Sebuah kelab malam adalah tujuan kedua wanita cantik itu. *** Lilian dan Ji Mei disambut dengan suara bising, kepulan asap rokok dan juga alkohol. Ji Mei dan Lilian bergerak meliuk-liukkan tubuh sambil berjalan pelan mengamati keadaan sekitar. Kedua wanita itu bukanlah makhluk polos yang sama sekali tidak mengenal dunia gemerlap malam. Justru sebaliknya, Lilian dan Ji Mei sering kali menghabiskan waktu mereka bersenang-senang di sana sekadar untuk melepas penat. "Hari ini meriah sekali. Menyenangkan!" teriak Ji Mei sambil menggoyangkan badannya mengikuti irama musik. "Ji Mei! Kita kemari bukan untuk kesenangan diri sendiri. Kita menghadiri pesta Xiaoxiao. Ayo, cepat temui Xiaoxiao!" Lilian menggeret lengan Ji Mei yang sedang terkekeh geli karena melupakan tujuan awalnya datang ke sana. Pesta Xiaoxiao diadakan di lantai dua. Tempat yang cukup privasi. Tidak banyak orang yang bisa menyewa tempat di sana kecuali, orang-orang kalangan atas. Lilian dan Ji Mei diperbolehkan masuk karena menunjukkan undangan yang diberikan khusus pada mereka. "Lilian, Ji Mei! Hi, akhirnya, kalian datang juga," teriak Xiaoxiao antusias. Ketiganya berpelukan sambil melompat-lompat kegirangan. "Selamat Xiaoxiao untuk pertunanganmu. Sebentar lagi kau akan menjadi pengantin paling cantik yang pernah ada," puji Lilian menyenangkan hati teman baiknya. "Xiaoxiao, gadis paling beruntung yang pernah kukenal. Aku turut bahagia mendengar kabar baik ini." Ji Mei turut memuji. Xiaoxiao mengibaskan telapak tangan ke depan wajah. "Sudahlah, sudahlah! Kalian berhenti memujiku. Aku berterima kasih kalian menyempatkan hadir di pestaku. Aku harap kita semua bersenang-senang malam ini." Ketiganya mengangguk antusias. Xiaoxiao pergi sebentar meninggalkan Lilian dan Ji Mei bersama tamu lainnya. Lilian memilih segelas Tequilla, sedangkan Ji Mei memilih segelas Wisky, kedua wanita itu melakukan tos dan menyesapi minuman beralkohol itu dengan bahagia. Mereka bersama dengan tamu Xiaoxiao lainnya berbaur, bersenang-senang sambil menari-nari melepaskan beban dan penat. Beberapa pria yang hadir menjadi tamu di pesta itu mengajak Lilian atau pun Ji Mei untuk berkenalan. Calon suami Xiaoxiao adalah pengusaha kelas atas, sudah tentu tamu mereka berada pada level yang sama. "Pria dengan kemeja abu-abu itu, sepertinya menyukaimu. Dia terus menerus menatapmu," bisik Ji Mei. Lilian menggeleng tak acuh. "Aku sama sekali tidak tertarik dengan semua pria yang ada di sini. Di mataku, pria paling menarik dan kucintai hanya satu, Oscar seorang." Lilian menjawab dengan sangat penuh percaya diri. Ji Mei mencibir sahabatnya itu. "Sudah berjalan enam tahun, kau terus mengatakan itu, tetapi hubunganmu dan Oscar tidak ada kejelasan." Lilian memberengut kesal. "Aku akan mengungkapkan perasaanku saat dia merayakan ulang tahun bulan depan," kata Lilian dan Ji Mei bertepuk tangan. "Aku mendukungmu. Aku pikir, dia terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya padamu karena status persahabatan kalian. Tidak masalah jika kau yang lebih dulu menyatakannya. Setelah itu, mungkin dia akan melamarmu." Lilian tersenyum bahagia mendengar perkataan Ji Mei. Sudah hampir enam tahun, Lilian dan Oscar bersahabat. Mereka selalu bersama. Oscar adalah pria yang selalu melindungi bahkan membela Lilian ketika berkelahi atau dibully semasa kuliah. Oscar memperlakukan Lilian layaknya seorang kekasih. Pria itu akan selalu ada ketika Lilian butuhkan. Karena sikap Oscar seperti itu membuat Lilian jatuh cinta padanya. Namun, Lilian tidak berani mengatakan perasaan terpendamnya. Lilian menganggap Oscar sebagai kekasihnya meskipun belum ada pernyataan resmi dari mereka berdua. Oleh karena itu, Lilian sudah meyakinkan diri jika bulan depan, tepat pada ulang tahun Oscar, Lilian akan menyatakan perasaan cintanya pada pria itu. Xiaoxiao dan calon suaminya berteriak memanggil semua tamu pestanya untuk mendekat pada meja dan bersulang bersama. Mereka juga menyiapkan topeng untuk dipakai para tamu. Topeng itu digunakan untuk sebuah permainan yang berhadiah. Hanya terdapat dua pasang topeng pasangan. Jika berhasil mendapatkan topeng istimewa itu dan dipakai oleh lawan jenis, maka akan mendapatkan hadiah uang sebesar 20.000 yuan untuk masing-masing pasangan. "Jika aku mendapatkannya, aku akan membelikanmu tas baru," bisik Lilian. "Jika aku yang mendapatkannya, aku akan mentraktirmu es krim satu bulan penuh." Lilian menyikut lengan Ji Mei dan menggerutu. "Kau pelit sekali." Ji Mei hanya menjulurkan lidah kepada Lilian. Mereka berpencar, mencari topeng istimewa itu di sekitar tempat pesta. Lilian menemukan sebuah topeng berwarna merah lalu ia pakai begitu saja tanpa memikirkan topeng pasangan atau bukan? Wanita itu berdiri sendirian sambil bergoyang-goyang dengan segelas wisky di tangannya. Beberapa pria berdiri mendekatinya, tetapi ditolak oleh Lilian dan mereka semua menghindar, menghormati permintaan wanita itu. Tubuh Lilian mendadak sedikit oleng. Lilian pikir, bokongnya akan merasakan kerasnya lantai, tetapi ternyata tidak. Lengan seseorang melingkari pinggangnya, menahan tubuh Lilian agar tidak jatuh ke lantai. Pandangan Lilian sedikit mengabur karena banyaknya kabut asap di sekitar mereka. Saat Lilian mencoba membuka mata lebih jelas, tubuhnya terdorong dan merapat pada tubuh pria yang memakai topeng hitam dengan sedikit corak merah di bagian matanya. Detik berikutnya, bibir mereka bersentuhan satu sama lain. Entah siapa yang melakukannya, tetapi yang jelas mereka berciuman. Tidak hanya saling menempel, tetapi pria itu mengecupnya beberapa kali membuat jantung Lilian berdetak tidak karuan. 'Oh, tidak! Topeng membawa malapetaka!' batin Lilian. Mereka memisahkan diri dan saling pandang satu sama lain meskipun pandangan Lilian tidak begitu jelas melihat pria asing yang tiba-tiba menciumnya. Saat dirinya masih berusaha mengamati wajah pria bertopeng yang berdiri di depannya, tanpa diduga MC pesta Xiao Xiao mendekati mereka berdua dengan teriakan heboh. Konsentrasi Lilian terbelah, apalagi saat MC mengatakan jika mereka merupakan pasangan yang berhak mendapatkan hadiah sebesar 20.000 yuan. Rasa penasaran Lilian terhadap pria itu terlupakan, wanita itu lebih bersemangat menyambut hadiah uang tunai yang jumlahnya tidak sedikit itu. "Kita memenangkannya!" teriak Lilian pada pria asing yang kini berdiri di sampingnya. Lilian tampak menghitung jumlah lembar uang itu dan membaginya menjadi dua, sama besar. "Ini untukmu." Lilian menyodorkan uang itu ke depan tubuh pria dengan kemeja hitam, terlihat sangat rapi. "Untukmu saja. Aku tidak membutuhkannya." Setelah mengatakan perkataan seperti itu. Pria itu pergi meninggalkan Lilian sendirian. Lilian sempat diam sejenak, lalu tertawa girang mendengar penolakan pria asing itu. Dirinya sangat bahagia karena bisa menikmati uang itu sendirian. Lilian kembali menegak minuman di sana sambil bergoyang bersama kenalannya. Ji Mei belum kembali dari toilet setelah 15 menit berlalu. "Ciuman tadi masih terasa hangat di bibir ini. Oh, astaga! Apa yang kupikirkan?! Seharusnya aku mencari dan memakinya, bertanya mengapa dia menciumku tanpa izin?!" gumam Lilian menyadari kebodohannya. Lilian menatap sekitarnya dan nihil. Jejak pria itu sama sekali tidak ditemukan. "Jika bertemu lagi, aku tidak akan lupa untuk memakinya!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN