bagian 2

1061 Kata
''Siapa Sabrina Pak?'' Tanya Arka. Langkah mereka terhenti saat wanita cantik lewat sambil memegang hp. mata Arka terpana melihat sosoknya ''Mba Sa, Pak Alex dan Ibu dimana ya?'' Tanya Cahyo. Mata Arka terperangkap di diri Sabrina yang cantik dan terlihat jutek. ''Gak tau. Mungkin di depan tv.'' kata Sabrina tak lama ia menatap Arka yang langsung menunduk dan menggeser tubuhnya ke belakang Cahyo. ''Makasih Mba.'' Kata Cahyo sambil berlalu pergi untuk menemui sang majikan. ''Permisi.'' Kata Arka sopan setelah itu mengikuti langkah Cahyo. Sesampainya di sana mereka berdua duduk di lantai dan menegur sang tuan rumah. ''Permisi Pak, ini anak saya namanya Arka. Arka yang akan merenovasi kamar Mba Sabrina.'' Ucap Cahyo. ''Wah, ini namanya Arka. Ganteng ya.'' Puji Intan, mamahnya Sabrina. ''Silahkan duduk di sofa, jangan sungkan.'' Kata Mamh. Arka tersenyum dan pindah ke atas sofa begitupun dengan Cahyo. ''Dari mana Arka? Sebelumnya.'' Kata Mama dan Papa Alex ''Dari kosan Bu, Pak. Saya tinggal di daerah Bekasi kebetulan dekat dengan kampus.'' Kata Arka. ''Oh anak Bekasi ck. Kuliah jurusan apa?'' Tanya Alex ''Tataboga, Cuma lagi cuti dan ingin bekerja." Kata Arka. "Mau jadi chef ya ckck, baiklah berati kapan- kapan bisa buatkan saya cake yang enak dong." Katanya dan Arka tertawa pelan sambil tertunduk tak lama Sabrina datang dan duduk di samping Arka sambil memegang ponselnya. "Masa cowok bisa buat cake, hah terlalu feminim." Sambar Sabrina. "Dulu saya bekerja di toko kue milik teman setelah jadi kuli bangunan. terus karena buat cake menyenangkan akhirnya saya memutuskan untuk kuliah jurusan Tataboga." Jawab Arka. "Sabrina, mending kamu masuk ke kamar atau pergi ke mall gitu." Kata Papa. "Bosan tiap hari ke mall mulu kalo gak di kamar. Mau keluar kota selalu dilarang." Kata Sabrina. "Pergilah, papah dan mamah ingin bicara dengan Arka dan Cahyo." Kata Papah. Sabrina segera berdiri dan pergi ke kamarnya. "Arka, saya ingin berbicara denganmu tapi tidak disini... ayo ke ruangan kerja saya..." papah, mamah berdiri dan melangkah duluan sedangkan Arka menatap Cahyo. "Pergilah nak." Kata Cahyo. Arka berdiri lalu mengikuti langkah kedua orang tua Sabrina. ❤❤❤❤ Sabrina merasa terkekang ia seperti anak SMA yang tidak boleh kemana- mana padahal sudah menjadi istri dari salah satu general manager di perusahaan besar. "Mereka seperti menyembunyikan sesuatu tapi apa?" Tanya Sabrina. Wanita itu lekas berdiri dan menuju ke lemari pakaian. Ia akan menyusul suaminya saja dan hidup bersama. Tidak jelas sekali mereka masih mengurung Sabrina di dalam rumah padahal ia seorang istri yang memiliki suami. Clek Pintu kamar terbuka hingga menampilkan sosok paruh baya yaitu ibunya Arka. "Mba Sa, hpnya ketinggalan di sofa lalu berbunyi dan ternyata suami anda menelfon Mas Dana." Sabrina langsung berbalik dan mengambil hpnya ia kemudian tersenyum saat menampilkan sosok pria tampan. "Hai sweet heart, hari ini aku pulang jadi persiapkan dirimu untuk keluar makan malam denganku." Kata Dana sang suami. Sabrina duduk di pinggir kasur dan tersenyum. "Baiklah sayang, jadi jam berapa sampai rumah? Perlu ku jemput di bandara?" Tanya Sabrina. Dana menggeleng di layar ponsel. "Cukup duduk dirumah dan sambut aku di depan pintu." Kata Dana dan Sabrina tertunduk lesu. "Terserahlah." Sabrina mematikan telp sepihak lalu membuang hpnya ke lantai. "Kenapa sih mereka semua! Gak lama aku cari suami baru yang lebih sayang dan perhatian senganku." Kata Sabrina sambil menahan sesak. "Mba Sabrina jangan begitu, ucapan adalah doa. Bersyukur sudah memiliki Mas Dana." Kata Ibu Arka. "Biarin Bu, yang penting menomor satukan saya dan fokus ke saya aja." Jawab Sabrina. ❤❤❤❤ Arka duduk di sofa kulit bewarna hitam ia kemudian melihat deretan buku sambil menautkan kedua tangannya. "Nak Arka, mohon maaf. Sebelumnya punya penyakit gak?" Tanya Pak Alex. Arka langsung mengerutkan alis dan berfikir sejenak. "HIV?" Lanjut Pak Alex. Arka tertawa pelan dan menggeleng. "Saya tidak punya riwayat penyakit itu pak, kenapa?" Tanya Arka. "Kamu tau, anak saya Sabrina? Yang tadi duduk bersamamu." Kata Pak Alex. "Iya, dia cantik tapi jutek." Jawab Arka. "Saya ingin kamu mendekatikanya dan membuatnya bercerai dengan suaminya. Saya tidak setuju Sabrina menikah dengan lelaki itu." Kata pak Alex. Arka sedikit kaget dan nampak berfikir maksudnya seperti apa?. "Maksudnya? Bukannya kita gak boleh jadi pengrusak hubungan rumah tangga orang. tapi kenapa bapak menyuruh saya untuk merusak rumah tangga anak bapak?" Kata Arka. "Ada alasan kuat kenapa saya menyuruhmu, lagian kamu pria yang sama tampannya dengan suami Rina. Tolong demi Rina." Kata Pak Alex. "Saya gak janji, tapi saya akan coba dan saya tidak janji juga untuk melepaskan Rina jika ia masuk ke dalam pelukan saya." Kata Arka. Arka akan memiliki Rina untuk selamanya. "Itu bisa di pikirkan nanti, terima kasiu sudah membantu. Mulai hari ini kamu bisa renovasi kamarnya Rina." Kata Pak Alex dan Arka mengangguk. ❤❤❤❤ Seseorang yang ditunggu datang, Dana masuk ke dalam rumah dan di sambut dengan Rina yang langsung memeluknya. Mata Dana menangkap sosok pria biasa yang menyerupai dirinya hampir mirip tapi terlihat lusuh. "I miss you so much beb." Kata Rina. "Miss you too beb." Jawab Dana sambil mencium pucuk kepala istrinya tapi matanya menyorot Arka yang melihatnya datar. "Ayo ke ruang makan, makan malam sudah siap untukmu." Kata Rina. Dana tersenyum dan melihat istrinya. "Mba Sabrina saya mau izin keluar, kalau tuan dan nyonya manggil bilangin ke pasar malam." Kata Arka kebetulan ia akan mengantarkan sang adik. "Pasar malam?" Tanya Rina dan Arka mengangguk. "Pake apa kesana?" Tanya Rina lagi. "Naik motorlah sama adik saya, dia mau beli jajanan." Kata Arka dan Rina langsung melihat Dana. Dana menggeleng. "Aku tidak suka tempat ramai mending ke mall." Kata Dana yang tau maksud dari istrinya. "Permisi." Arka melangkahkan kakinya tapi kemudian tertahan. "Mas, bisa tolong temani istri saya ke pasar malam. Saya malam ini sibuk banyak kerjaan dirumah." Kata Dana. "Aku maunya sama kamu bukan dia! Kenapa sih gak mau nemenin istri sendiri!" Rina langsung pergi ke melewati Arka tapi lelaki itu menangkap pergelangan tangannya. "Ayo." Arka tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipitnya. Rina tersentak dan reflek melihat Arka intens. "Ah, gak mau. Aku mau sama suami saya." Kata Rina. "Yaudah anggap aja aku suami kamu." Jawab Arka cepat. Dana melihat Rina dan Arka saling bertatap. "Dasar anak pembantu gak sopan! Kamu bilang seperti itu di depan suamiku." Kata Rina. Arka menggedikam bahunya santai. "Cuma bilang ini." Jawab Arka. "Mau ikut?" Tawar Arka lagi. "Gak gak gak gak gak." Jawab Rina kesal. "Iya." Kata Arka. "Enggak." Jawab Rina. "Iya." Kata Arka. "Enggak Arka." Mereka saling menyahut membuat Pak Alex dan istri datang begitupun pak Cahyo dan istrinya terakhir Wulan. "Iya Sabrina." Kata Arka. "Enggak." Kata Rina "Iya." Jawab Arka. "Enggak." Kata Arka lagi "Iya." Jawab Rina. Arka tersenyum dan mengerlingkan matanya. Sabrina tersadar bahwa ia berkata iya. "Apaan kalian ini. Enggak, iya, enggak, iya." Kata Mamah. "Mau ajak Rina kepasar malam." Kata Arka sambil tertunduk. "Oh silahkan. Biar Dana istirahat." Kata mamah. "Lah Wulan gimana Bang." Kata Wulan. "Anteng dirumah." Jawab Arka. Sabrina melepaskan tangannya dari pegangan Arka dan memilih pergi ke kamar. Perasaan apa ini?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN