"Loh kamu kenapa kak? Kok bajunya kotor banget gitu. Terus kenapa jalannya jadi pincang sama meringis kesakitan gitu?" Bu Hartono panik melihat putri kesayangannya berjalan tertatih, dibantu Yasa dan Iyah. "Tadi jatuh mah, terus kakinya jadi terkilir." "Sakit banget ya kak, kakak sampai menangis gitu. Matanya sampai sembab gitu kak. Duuh, mama panggilkan Mbok Sri ya, tukang urut langganan mama." "Nanti saja mah, kakak mau mandi terus tidur." Mawar naik ke lantai dua masih dipapah Yasa dan Iyah. Kakinya memang terasa sakit untuk berjalan, tapi rasa sakit di kakinya tidak seberapa dibanding sakit di hatinya. Dia benar-benar merasa terhina oleh segala ucapan Ilyas. Dia memang kehilangan kesuciannya, tapi dia tidak mau tidur dengan setiap lelaki yang dekat dengannya. Dia tidak semurahan