bc

Satria (Selfish Boy)

book_age16+
272
IKUTI
1.2K
BACA
love-triangle
possessive
manipulative
badboy
goodgirl
drama
highschool
rejected
like
intro-logo
Uraian

"Kalo gue jatuh cinta lebih dulu dari Lo?" tanyaku lagi padanya.

"Tergantung Lo jatuh cinta sama siapa, kalo Lo jatuh cinta sama orang lain gue bisa pastiin orang yang Lo cinta itu gak akan pernah ada." jawabnya dan jujur aku sangat menyukainya.

"Tapi kalau gue jatuh cinta sama Lo sebelum Lo yang jatuh cinta ke gue, gimana?"

Mendengar pertanyaan itu Satria beralih menatapku lekat.

"Gue gak bakalan tanggung jawab, kalau suatu saat nanti gue buat Lo sakit hati." jawabnya yang membuatku menghela nafas kecewa.

chap-preview
Pratinjau gratis
1.
••• Belakang sekolah,disinilah saat ini aku berada dengan dua orang pria yang tengah memohon kepadaku "Let me be your man and i promise i will make you smile." ujarnya kembali memohon padaku dengan kalimat yang sama. "Terima aja kali Seriel..." Saran rekannya yang juga temanku, Dery. "Gue gak bisa Der, lo tau kan kalo gue itu gak suka sama dia." Bisikku pada Dery agar membantuku untuk menolak Arvie. "Please let me be-" "Don't ever! She is mine." ujar seseorang yang ternyata dia itu adalah dia, seseorang yang aku suka. Dengan wajah yang tak kalah kagetnya, Arvie terlihat mengerutkan keningnya bingung tak percaya. Dia mendekat ke arah kami dan ya tuhan jantungku seakan-akan habis lomba lari maraton berdegub dengan cepat. "Oh my god please be normal my heartbeat... don't like this..." aku memegang dadaku karena aku takut jika dia mendengar degub jantungku. "Maksud lo apa ngomong kayak gitu, heuh?" tanya Arvi tak terima dengan apa yang dia ucapkan. "Dia cewek gue." tegasnya yang benar-benar membuatku kaget. "Siapa maksud Lo? Seriel?bullshit." ucap Arvie tersenyum remeh. "Lo gak percaya? Heum?" Arvie hanya tertawa renyah dengan nada yang merendahkan. "Gue bisa buktiin kalo Seriel Dhairya itu milik Satria Putra Bagaskara." tekanya yang berhasil membuat Arvi bungkam sedangkan aku, aku hanya bisa terdiam mematung memikirkan apa yang akan Satria buktikan. "Kalau emang bener, Lo buktiin sekarang juga." tantang Arvie. Dengan perlahan Satria meraih tanganku, sial tanganku benar-benar bergetar. Ya tuhaaan kenapa atmosfer berubah dengan cepat? Sedangkan tangan yang satunya meraih rambutku yang menghalangi wajah, lalu dengan lembut ia selipkan kebelakang telingaku. "Are you serious god? is he Satria? jika benar tolong perlambat waktuku saat ini." racauku tak percaya tentunya dalam hati. Dan didetik kemudian aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku Kyaaaa....seorang Satria menciumku, ciuman pertamaku. Aku berusaha menjauhkanya dariku, namun Satria menahan tengkukku, entah apa yang dia rencanakan, walaupun aku mencintainya bukan berarti dia bisa melakukan sesuatu yang tidak sopan terhadapku. Hingga akhirnya Satria membuat jarak diantara kami dan aku pun mulai melayangkan beberapa ocehan yang sudah kupersiapkan karena dia sudah menciumku sembarangan. "Kam-" "Bagaimana? Perlu bukti yang lain lagi? Tapi gue rasa itu udah cukup buat bikin lo jaga jarak dari Seriel Dhairya, cewek Gue." ujarnya memotong apa yang ingin aku sampaikan. Arvie masih tidak bergeming dari tempatnya berdiri dengan pandangan yang sulit kutebak, Arvie menatapku dalam, sungguh aku tidak bermaksud menyakitinya seperti ini. "Dan lo, sebaiknya lo bawa dia pergi sebelum dia benar-benar ngerasain yang namanya patah hati." saran Satria pada Dery agar membawa Arvie pergi dari sana. "Ayo Vie!" Dery membawanya pergi. Selang beberapa detik aku pun mengikuti Dery untuk pergi meninggalkan taman belakang sekolah ini. "Tunggu!" ujar seorang pria, siapa lagi jika bukan Satria. Aku pun berbalik dan menatapnya dengan kesal. "Maaf." ucapnya pelan. Aku mengerutkan keningku, kemudian mengulas sebuah senyuman. "Gilaa dia minta maaf" senangku dalam diam walau bagaimanapun dia sudah mencuri first kiss ku dan aku harus menjaga harga diriku sebegai perempuan pecinta pria tampan. "Maaf maaf... Lo itu udah nyuri first kiss gue, parah lo!" kesalku padanya, namun aku melihat dia menautkan alisnya dan... "Harusnya Lo bilang makasih karena Gue, cowok itu gak bakalan gangguin Lo lagi." ucapnya datar namun tersirat ketidakterimaan. "Okay makasih buat itu, tapi tetep yah Lo udah nyuri first kiss gue! Lo tau betapa sulitnya gue jaga itu buat seseorang yang spesial di hidup gue." kesalku kembali. "Dan Gue orang yang spesial itu." DEGH! Aku mencoba menetralkan detak jantungku dengan memandang kearah lain. "You are mine start now." Mataku membulat sempurna dibuatnya. "WHAT? Terus lo mau kemanain cewek cewek lo, gue gak mau yah jadi selingkuhan Lo." Mendengar apa yang aku ucapkan itu berhasil membuatnya mengukir sebuah senyuman. "Kenapa?" bingungku. "Gue gak punya pacar, cuma lo yang gue jadiin pacar!" ujarnya yang seketika membuatku diam membeku. "Siapa? Gue? sejak kapan gue jadi pacar Lo dan ya gue gak mau jadi bahan bully-an selir selir Lo!" protesku. "Sejak Gue jadi pemilik ciuman pertama Lo." tekannya tepat di depan wajahku. Mint. aroma itu melesak masuk kedalam hidungku dan aku suka itu. "Tapi Lo gak pernah nembak Gue!" Jantungku....aku menekan jantungku saat Satria kembali mendekat ke arahku. "Tanpa gue tembak, lo juga gak bakalan nolak." ucapnya percaya diri. Aku pun langsung mendorongnya kebelakang agar menjauh dari tubuhku. "Gue gak mau. Karna gue gak suka apalagi Cinta sama Lo!" tegasku. Itulah kebohonganku yang kesekian kalinya. "Bagus, jangan pernah coba-coba jatuh cinta sama gue sebelum gue yang ngerasain itu, usahakan itu." ujarnya yang membuatku berpikir. "Kalo lo emang gak cinta sama gue kenapa Lo mau gue jadi milik Lo?" pikirku saat itu. Aku menarik nafasku dalam. "Kalo Lo gak suka sama gue, kenapa Lo mau milikin Gue?" tanyaku yang entah kenapa sedikit rasa kecewa mulai menyelimutiku. "Gue suka sama Lo dan gue sayang sama Lo, itu semua udah cukup buat gue jadiin alesan numbuhin rasa cinta buat Lo." jawabnya lembut dan itu sedikit banyak berhasil membuat hatiku sedikit berdesir setidaknya dia mau berusaha buat jatuh cinta padaku. "Kalo gue jatuh cinta lebih dulu dari Lo?" tanyaku lagi padanya. "Tergantung Lo jatuh cinta sama siapa, kalo Lo jatuh cinta sama orang lain gue bisa pastiin orang yang Lo cinta itu gak akan pernah ada." jawabnya dan jujur aku sangat menyukainya. "Tapi kalau gue jatuh cinta sama Lo sebelum Lo yang jatuh cinta ke gue, gimana?" Mendengar pertanyaan itu Satria beralih menatapku lekat. "Gue gak bakalan tanggung jawab, kalau suatu saat nanti gue buat Lo sakit hati." jawabnya yang membuatku menghela nafas kecewa. "Kalo gitu gue gak bisa jadi milik Lo." putusku. Satria kembali menautkan kedua alis tebalnya itu. "Jangan bilang Lo Cinta sama Gue." tebaknya. "Ng-nggak, tap-tapi gue takut! gue takut buat ngerasain sakit hati." gumamku yang masih bisa terdengar jelas olehnya. Mendengar jawabanku ia terlihat memejamkan matanya dan menghirup nafas berat. "Gue bilang kalo gue itu sayang sama lo, berarti gue bakalan berusaha buat bikin bahagia dan jaga perasaan Lo!" ucapnya meyakinkan, namun tetap aku masih belum siap hingga akhirnya akupun menggelengkan kepalaku perlahan pertanda sebuah penolakan. Namun didetik kemuadian Satria kembali mendekat ke arahku. "You are mine from now." tekannya tepat di hadapanku. "Gue. gak. mau! paham Lo!" tegasku dengan susah payah menolak itu because i can't to face if i feel broken. "Percobaan penolakan yang sia+sia, karena dalam kamus hidup gue gak ada yang namanya penolakan. Ingat itu kekasihku." ucapnya dan berlalu setelah mengelus lembut helaian rambutku. Selepas kepergianya, aku benar-benar merasa bahwa ini benar-benar tidak nyata, aku dimiliki seseorang yang aku cintai namun tidak untuk sebaliknya. I hate this moment.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

DIA UNTUK KAMU

read
37.6K
bc

True Love Agas Milly

read
199.7K
bc

The Ugly Duckling

read
77.9K
bc

A TWIST OF FATE

read
52.8K
bc

I'm Not Rapunzel

read
83.3K
bc

Bukan Calon Kakak Ipar

read
145.6K
bc

Ineffable Cafune

read
23.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook