Dua minggu sudah berlalu, saat itu adalah hari di mana penyambutan pimpinan divisi baru di perusahaan yang Diandra tempati. Pagi itu Diandra segera terbangun ketika jam alarm yang ia pasang sudah berbunyi dengan nyaring, Ia segera memulai aktivitas mandinya di sana hingga acara mandinya pun selesai, untuk sesaat ia menatap ke arah wastafel yang ada di dalam kamar mandinya, ia menatap seluruh tubuhnya dari ujung rambut hingga sebatas pinggul, di mana saat itu Ia tengah membebat tubuhnya dengan handuk dari bagian atas tubuh sampai atas lutut. Dengan kedua tangan yang lurus bertumpu pada tepian wastafel seakan kedua tangan tersebut tengah menyangga seluruh tubuhnya di sana. Diandra membayangkan dua minggu yang lalu ketika ia terbangun di salah satu kamar hotel yang asing baginya karena ia belum pernah masuk ke kamar hotel tersebut. Ia pun merasa area di antara selangkangannya tersebut terasa nyeri ketika ia bangun saat itu dan Diandra jelas tahu bahwa ia telah membuat kesalahan besar dengan tidur bersama seseorang yang tidak ia kenal bahkan ia samar melihat wajah lelaki itu karena ia masih mabuk ketika melakukannya dan yang gadis itu ingat hanya jam yang melingkari pergelangan tangan kanan si lelaki karena jam itu limited edition dan hanya beberapa saja yang memiliki, itupun tidak ada di dalam Negerinya. Tiba-tiba air mata Diandra menetes ketika ia mengingat kenangan pahit itu benar-benar kesalahan yang fatal baginya, ia sudah salah memberikan pengalaman pertamanya kepada lelaki yang tidak ia kenali jika mengingatnya Dianda pasti ingin menangis.
Hingga Gadis itu mendengar dering ponselnya yang tengah ada di atas pengisi daya. Diandra pun segera mengusap lelehan air mata itu dengan kedua tangannya secara bergantian, kemudian Gadis itu beranjak keluar dari kamar mandi dan menuju ke arah tepian ranjang di mana saat itu pengisi daya yang sedang mengisi daya ponselnya berada tepat di atas meja kecil yang ada di samping ranjangnya saat itu. Diandra duduk di tepian ranjang. Salah satu tangan gadis itu kemudian meraih ponsel tersebut dan menetap pada layar ponselnya di mana di sana ada panggilan masuk dari teman satu divisinya karena keduanya kemarin sudah lembur hanya untuk menyiapkan data-data baru yang akan diberikan oleh ketua divisinya yang baru nanti serta Diandra juga bersama dengan beberapa temannya yang khusus mengatur acara pesta penyambutan pimpinan Divisi baru itu.
Diandra pun kemudian berinisiatif untuk memanggil balik panggilan yang belum ia jawab tadi namun sudah terhenti sebelum Diandra menerimanya.
"Halo ada apa Siska?" ucap tanya Diandra ketika panggilannya sudah tersambung oleh salah satu temannya.
"Halo Di, kamu nanti berangkat pukul berapa? cepatlah berangkat, ada file yang belum aku masukkan aku lupa kemarin karena terlalu lelah jadi cepatlah berangkat. Oh ya, jangan lupa semua berkas yang kemarin aku bilang jangan lupa dibawa nanti," ucap Siska apa dia Diandra yang mengingatkan Gadis itu agar tidak lupa membawa apa yang ia pesan kepada gadis itu kemudian keduanya sepakat untuk menyudahi panggilannya karena Diandra sudah mengerti dan sudah menyiapkan apa yang diminta temannya itu untuk ia bawa nanti.
Akhirnya Diandra pun segera mengganti pakaian untuk kerja hari itu dan bersiap-siap untuk berangkat, dan ketika Gadis itu akan menyetop taksi tepat di depan rumahnya atau kontrakannya saat itu terdapat genangan air yang ada di sebelahnya dan dari kejauhan terlihat mobil sport yang melaju begitu kencang hingga menabrak genangan yang ada di samping Diandra. Diandra yang terkejut saat itu langsung menjerit kemudian berusaha untuk memaki mobil bagus yang baru melintas tanpa tata krama tersebut karena saat itu pakaian Diandra yang sudah ia siapkan beberapa hari yang lalu untuk pesta penyambutan pimpinan divisi barunya nanti malam setelah pulang kerja kotor akibat cipratan genangan air yang mobil sport itu tabrak.
Diandra pun segera menghentikan makiannya dan juga teriakannya saat itu ketika ia melihat mobil sport yang sudah melaju beberapa meter dari tempatnya saat itu Mau dur menuju ke arahnya dan berhenti tepat di depan tubuhnya dan satu kali lagi "pyok," ciptakan air yang menggenang di depan di antara laki-laki ditabrak oleh mobil sport tersebut dan saat itu bukan pakaian Diandra yang tengah terciprat air kotor tersebut tetapi sepatu yang Gadis itu gunakan. Diandra hanya bisa terbengong di tempatnya ketika menyadari bahwa pakaian serta sepatunya sudah kotor dan dia tidak mungkin balik pulang lagi karena jam kantornya sudah mepet.
"Hya!" ucap teriakan Diandra yang tertahan karena saat itu pengemudi mobil sport tersebut membuka kaca pintu mobilnya kemudian menatap ke arah Diandra dan mengawasi Gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki jelas lelaki tersebut bisa melihat jika pakaian dan juga sepatu Diandra kotor karena cipratan genangan air yang tertabrak oleh mobilnya. Untuk sesaat lelaki itu menujukan pandangannya tepat ke arah bagian depan tubuh Diandra di mana di sana mengalung kartun karyawan salah satu perusahaan yang ternyata lelaki itu kenali.
"Maafkan aku karena aku tidak tahu jika ada genangan air dan aku juga tidak sengaja untuk membuat pakaianmu kotor," ucap lelaki itu pada Diandra. Diandra pun segera mempunyai ide yang keluar di otaknya.
"Tidak apa-apa tapi tolong antarkan saya ke tempat saya bekerja karena hari ini benar-benar hari yang sangat padat bagi saya jadi saya mohon karena saya tidak ada kendaraan," ucap Diandra pada pemilik mobil sport tersebut.
"Oke baiklah kalau begitu Cepatlah masuk aku antarkan," ucap lelaki tersebut yang kemudian membuat Diandra segera berlari menuju ke arah samping kemudi depan di samping lelaki itu, kemudian setelah Diandra masuk ke dalam lelaki itu langsung melajukan mobil yang dinaikinya menuju ke arah kantor yang Diandra tempati.
"Memangnya kamu sudah tahu di mana tempat kantor aku berada? Kenapa kamu main jalan saja dan tidak bertanya terlebih dahulu?" ucap Diandra padahal lelaki itu dan lelaki itu hanya melirik sekilas ke arah Diandra kemudian menyunggingkan sedikit senyuman di sana tanda jika dia sudah tahu tempat Diandra bekerja. Saat itu Diandra begitu terkejut ketika lelaki itu mengendarai mobilnya dengan mulus dan memarkir mobilnya tepat di basemen kantor tempatnya bekerja.
"Wow sepertinya kamu orang sini ya rupanya? kamu langsung tahu tempat ini," ucap Diandra kemudian setelah lelaki itu menghentikan mobilnya dan memarkir mobilnya di sana. Diandra segera membuka sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya dan sebelum Gadis itu keluar dari dalam mobil, lelaki itu sudah mengucapkan beberapa patah kata-kata.
"Jangan membenciku dan jangan mengumpatiku ya, kalau tidak, kamu nanti bakalan menyesal dan soal pakaian kamu ini tunggu nanti siang akan aku ganti jadi jangan bicara yang tidak-tidak dulu di kantor," ucap lelaki itu yang membuat Diandra merasa sedikit kebingungan namun gadis itu tidak menanggapi serius ucapan lelaki itu. Diandra pikir lelaki itu hanya bercanda dengannya dan Diandra pun tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan lelaki itu di kantor karena gadis itu pikir di kantornya tidak akan ada yang mengenal lelaki itu, baginya percuma saja jika ia memberitahukan kepada teman-temannya jika ia bertemu dengan mobil sport yang kurang baik di jalan.
"Akh baiklah terima kasih atas tumpangannya semoga saja kita tidak bertemu lagi. Oke? karena pertama kali bertemu denganmu saja saya sudah sial, ya sudah kalau begitu saya tinggal dulu," ucap Diandra kemudian yang lalu keluar dari dalam mobil sport tersebut dan berjalan bergegas pergi meninggalkan mobil itu dan si pengemudi mobil sport tersebut. Dan si lelaki itu pun hanya bisa menyunggingkan senyuman di bibirnya ketika melihat tingkah Diandra, kemudian lelaki itu turut keluar dari dalam mobil dan berjalan mengikuti Diandra yang baru saja masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju ke lantai kantor di mana divisinya berada. Lelaki itu menunggu lift berikutnya.
Beberapa menit kemudian akhirnya Diandra tiba di tempatnya bekerja, di sana ia sudah langsung disambut beberapa rekan sekaligus teman kerjanya untuk mengerjakan pekerjaan yang kemarin sempat tertunda Karena kelelahan.
"Di, Kenapa kamu lama sekali dan kenapa dengan pakaian kamu itu? kamu bawa pakaian ganti tidak untuk nanti acara penyambutan bos baru kita, kamu lupa?" ucap tanya Siska. Siska adalah salah satu teman Diandra yang umurnya lebih tua sepuluh tahun dari Diandra dan Siska sudah memiliki suami dan satu orang anak.
"Aduh Bu, ini tadi aja insiden kecil di jalan dan aku tidak sempat untuk berganti pakaian karena jam ke kantor juga sudah mepet akhirnya ya sudahlah nanti biar aku bersihkan saja. Ah sudahlah, sekarang kita kerja dulu untuk masalah penyambutan bos baru kan masih nanti setelah kita pulang kerja, nanti aku pikirkan lagi deh," ucap Diandra kemudian yang lalu segera melakukan pekerjaannya.
Hingga waktu pun berjalan dengan cepat dan saat itu sudah waktunya makan siang. Diandra dan juga Siska serta beberapa teman wanita lainnya sudah merapikan meja kerjanya masing-masing dan akan beranjak pergi meninggalkan meja kerjanya tersebut. Namun Diandra terdiam di tempatnya, gadis itu tercengang ketika menatap seorang lelaki yang tadi pagi ia temui tengah berjalan mendekat menuju ke arahnya begitu pula dengan Siska dan juga beberapa teman Diandra yang lain yang juga turut mengamati lelaki yang saat itu tengah berjalan mendekat menuju ke arah mereka.
"Siapa itu? kamu kenal Di?" ucap tanya Siska sembari menyenggol salah satu pundak Gadis itu untuk memastikannya. Saat itu Diandra hanya mengangguk satu kali kemudian setelah Gadis itu tersadar karena ia juga belum tahu siapa lelaki Itu, Diandra hanya tahu jika lelaki itu adalah lelaki yang membuat pakaiannya kotor dan juga lelaki yang tengah mengantarkannya ke kantornya tersebut tdi pagi dan barulah Diandra segera menggelengkan kepalanya beberapa kali dengan cepat tanda jika Gadis itu tidak mengenali si lelaki yang berjalan mendekat ke arahnya dengan salah satu tangannya membawa satu tas pakaian.
"Hai," ucap lelaki itu sembari menghentikan langkah kakinya ketika ia tepat berada di depan meja Diandra.
"Hai... kenapa kamu bisa ada di sini? lalu kenapa kamu bisa masuk ke divisi tempat aku bekerja?" ucap tanya Diandra pada lelaki itu.
"Perkenalkan saya adalah Gery, ketua divisi kita yang baru, dan bukankah atasan sudah menetapkan kamu sebagai Sekretaris baru aku? jadi kenapa kamu belum tahu tentang siapa aku?" ucap tanya balik Gerry pada Diandra dan ucapan lelaki itu mampu membuat beberapa anggota divisi tersebut langsung menoleh dan tertuju ke arah Gerry berada terlebih lagi Diandra yang tampak begitu terkejut karena ia tidak tahu jika sudah berurusan dengan orang yang salah.
"Oh soal itu Pak maaf soalnya ketua yang lama memberitahu jika anda akan tiba malam nanti. Jadi kami akan menyiapkan acara itu malam nanti dan kami belum tahu wajah Bapak seperti apa. Jadi maafkan saya yang tidak tahu lebih awal jika Bapak adalah ketua divisi kami dan perkenalkan saya adalah Diandra Sekretaris baru bapak," ucap Diandra yang memperkenalkan diri pada Gerry karena semua pekerjaan yang akan ia serahkan kepada ketua divisi yang baru, baru saja selesai Ia kerjakan tadi. Dan Saat itu pula terdengar suara beberapa anggota divisi tersebut yang menyapa ketua divisi barunya tersebut.
"Sudah tahu," ucap Gerry kemudian ya memang dia sudah tahu siapa nama Sekretaris barunya. Sembari salah satu tangan Gerry mengulurkan tas dan memberikannya kepada Diandra.
"Itu pakailah nanti untuk acara penyambutannya," ucap diri kemudian yang lalu meninggalkan tas itu di depan meja yang Diandra tempati Gerry kemudian pergi meninggalkan tempatnya dan setelah lelaki itu benar-benar pergi dan tidak terlihat lagi oleh semua mata yang ada di sana barulah rekan kerja Diandra berhambur menuju ke arah meja kerja Gadis itu karena ingin tahu lebih banyak tentang Bos barunya dari gadis itu. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan pada Diandra namun tidak ada satupun yang Gadis itu jawab karena memang Diandra tidak tahu menahu tentang Bos barunya tersebut meski Diandra adalah sekretaris barunya.
"Di, kamu yakin sebelumnya tidak kenal Bos Gerry sepertinya tadi kalian sangat akrab satu sama lain, apa kita yang salah lihat?" ucap Siska yang mulai pembicaraan ya di sela-sela aktivitas menikmati makan siangnya di kantin di kantor.
"Kalian ini, kalau aku kasih tahu beneran aku nggak tahu kalau dia itu Bos baru masih aja nggak percaya sih! aku tadi pagi saat menunggu taksi lewat tanpa sengaja mobil bos baru menabrak genangan air yang ada di depan aku jadi genangan air itu nyiprat ke pakaian aku hingga pakaian aku jadi kotor seperti ini, terus aku tidak sempat untuk berganti pakaian lalu Bos Gerry memberi tumpangan aku ke kantor ini dan aku juga tidak tahu kalau itu adalah Vos baru kita. Jadi sudah cukup jangan banyak bertanya lagi padaku karena aku memang tidak tahu lebih banyak lagi." Ucap Diandra jujur pada beberapa rekan kerja yang ada di sekitarnya.
"Kamu yakin kalau bos baru kita itu tidak ada rasa sama kamu? buktinya dia Perhatian sekali, tadi kita lihat loh kalau dia itu bawa pakaian ganti untuk kamu dan aku juga lihat jika pakaian ganti itu tadi setara dengan gaji kamu setengah bulan. Jadi apakah kalau kalian tidak ada hubungan apa-apa dia mau mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membeli baju ganti kamu? mungkin kalau itu orang lain pasti hanya akan memberikan sejumlah uang untuk biaya laundry, bukan begitu teman-teman?" ucap Siska lagi yang mulai penasaran dengan apa yang terjadi pada teman satu divisinya itu.
"Huh," dengues kesal Diandra yang seakan ia tunjukkan pada semua temannya karena ia sudah berkata dengan jujur namun tetap saja berondongan pertanyaan yang tidak jelas mereka tunjukkan padanya.