"Tentu, aku pandai untuk menghapus kenangan silam seseorang dan aku akan menjadi pemenangnya," ucap Gerry kemudian yang lalu melanjutkan kembali ciumannya dengan Diandra namun hanya sesaat saja keduanya berciuman Diandra saat itu sudah dengan segera mendorong tubuh Gerry dari tubuhnya agar lelaki itu menghentikan apa yang ia lakukan saat itu mengingat keduanya masih berada di tempat umum dan tidak jarang jika nanti akan ada anggota divisinya yang bisa melihat keduanya tengah berciuman.
"Kenapa? bukankah kamu menyukainya? jangan bilang kalau kamu pura-pura tidak menyukainya karena tubuhmu tidak bisa berbohong dariku," ucap Gerry dengan bisikannya tepat di depan bibir Diandra.
"Bukan begitu, tapi ini masih di area tempat karaoke bisa jadi nanti rekan satu Divisi aku melihat kita seperti ini, apa kata mereka nanti?" ucap Diandra pada lelaki itu kemudian Gerry segera mengerti apa yang Gadis itu khawatirkan. Gerry kemudian melepas kurungan kedua tangannya lalu meraih salah satu jemari tangan Diandra lalu mengajaknya pergi meninggalkan tempat tersebut dan ketika keduanya sudah masuk ke dalam mobil saat itu Garry pun melancarkan aksinya kembali untuk memburu dan mencium bibir Diandra di sana. Terlihat gadis itu tengah-tengah ketika Gerry untuk sesaat menyudahi ciumannya, lelaki itu pun segera mengusap salah satu sisi wajah Diandra dengan ucapan lembut jemari tangannya beberapa kali karena saat itu Gerry melihat peluh di sebagian sisi wajah gadis itu.
"Kita pindah ke tempat lain," ucap Gerry kemudian dan Diandra pun segera menghentikan Gary untuk melajukan mobilnya.
"Tunggu!" ucap Diandra kemudian membuat lelaki itu menghentikan aktivitas tangan dan juga kakinya di sana kemudian Gerry menoleh lalu menatap ke arah gadis yang saat itu telah duduk di sampingnya.
"Kita mau ke mana? kamu mau membawaku ke mana? jangan ke rumahku," ucap Diandra yang sudah melarang Gerry terlebih dahulu untuk mengantarkannya pulang ke rumah atau Gadis itu tidak ingin keduanya melewati malam panas di rumah kontrakan Diandra karena biasanya ada teman atau pun orang tua Diandra yang kadang datang tiba-tiba ke rumah kontrakannya tersebut. Diandra tidak mau jika keberadaannya Gerry di rumah nantinya akan membuat semua menjadi runyam. Diandra hanya ingin menikmati kebersamaannya dengan Gerry hanya berdua saja.
"Tenang saja aku tidak akan melepaskanmu malam ini. Mana mungkin aku dengan bodohnya membiarkan dan mengantarkanmu pulang ke rumah? tidak sayang, aku tidak akan melakukan itu," ucap Gerry kemudian yang lalu segera menancap padal gas mobilnya meninggalkan tempat tersebut. Gerry segera melajukan mobil tersebut menuju ke salah satu Hotel ternama yang sudah pasti terjaga privasinya.
"Apakah dia akan membawaku ke rumahnya?" ucap dalam hati Diandra saat itu karena Gadis itu belum tahu jika Gerry akan membawanya menuju ke salah satu Hotel ternama. Hingga mobil yang ditumpangi keduanya masuk ke area parkir sebuah hotel yang begitu luas barulah Diandra tahu jika saat itu keduanya akan bermalam di salah satu ruang kamar hotel tersebut.
"Ayo," ajak Gerry pada Diandra untuk turun dari dalam mobil dan segera masuk menuju ke area resepsionis hotel, Diandra saat itu hanya menunggu saja di sofa yang disediakan yang tidak jauh dari tempat Gary berdiri dan setelah lelaki itu mendapatkan kunci kamarnya Gary segera menghampiri Diandra kembali untuk mengajaknya menuju ke kamar yang sudah Garry pesan.
Lelaki itu terlihat begitu lengket pada Diandra seolah ia tidak ingin lepas sedikit saja dari tubuh gadis itu bahkan satu tangan Gerry terus melingkari ke bagian pinggang Diandra sembari mengusap sisi samping perut rata Gadis itu di sana. Diandra pun hanya bisa membiarkan jemari tangan lelaki itu bermain-main di sana meski keduanya tahu jika di area dalam lift hotel tersebut terdapat kamera pengawas namun Diandra dan juga Gerry seakan tidak menanggapinya dengan serius seolah keduanya mengabaikan kamera tersebut, bahkan sesekali jemari tangan lelaki itu mengusap lalu memeras lembut dengan sedikit memasak area belahan bagian belakang tubuh Diandra membuat Gadis itu sedikit mendengus sembari mengeratkan pegangan tangannya yang saat itu tengah memeluk tubuh Gerry. Karena ulah Diandra tersebut Gerry langsung bisa tahu jika Gadis itu menyukai apa yang ia lakukan.
Hingga pintu lift yang keduanya tempati terbuka kemudian Gerry segera mengajak keluar Diandra dari dalam lift tersebut dan berjalan menuju ke arah pintu kamar yang akan ia tempati, keduanya mencari nomor di setiap pintu kamar yang berjajar di sana hingga keduanya menemukan nomor kamar yang akan keduanya tempati. Gerry segera membuka pintu kamar tersebut lalu setelah pintu terbuka lelaki itu mengajak Diandra untuk masuk ke dalam.
Diandra jelas tahu jika saat itu Ia masuk ke dalam ruang kamar tersebut jelas ia tidak bisa mundur kembali dan Diandra sudah bisa membayangkan setelah ia dan juga Gerry masuk ke dalam kamar tersebut pastilah keduanya agan melakukan aktivitas panas di atas ranjang. Namun saat itu Diandra tidak bisa mundur kembali meski Ia baru bertemu dengan lelaki itu namun tidak bisa Ia tolak pesona lelaki itu yang begiru kuat pesonanya bagi Diandra, ditambah lagi pertemuan pertamanya dengan Gerry tidaklah penting karena telah malam itu, keduanya akan terus bertemu sebagai ketua divisi dan juga sekretarisnya. Dan yang sudah bisa Diandra pastikan jika kebutuhan di atas ranjang keduanya mungkin juga akan terus berlanjut seiring berjalannya waktu. Diandra sudah mulai menyiapkan diri jika sampai itu terjadi.
"Ceklak," suara pintu kamar yang baru terbuka kemudian tertutup dengan rapat dan sedetik kemudian Gerry segera mendorong tubuh Diandra dengan sedikit kasar ke arah dinding tembok yang ada di sebelah pintu kamar yang baru saja tertutup. Gerry sudah dengan liar mendaratkan ciumannya tepat ke bibir Diandra, gadis itu pun kemudian membalasnya hingga ciuman yang awalnya biasa saja itu pun berubah menjadi ciuman panas yang menghanyutkan, ditambah kedua tangan Gerry sudah berusaha melepas reslering pakaian yang Gadis itu kenakan di bagianbelakang tubuh Diandra, begitu juga dengan Diandra dengan beberapa jemarinya yang berusaha melepas kancing kemeja yang lelaki itu kenakan hingga kedua tangan Diandra menarik kemeja Garry dari dalam celana yang lelaki itu kenakan. Sedangkan Gery sendiri segera menarik dasi yang melingkari di luar kerah lehernya hingga dasi itu terlepas dari tubuhnya kemudian lelaki itu melemparkan dasi itu begitu saja ke lantai.
Meski saat itu terdengar ponsel Gerry yang telah bergetar tiada henti serta berdering beberapa kali namun lelaki itu abaikan. Diandra yang mendengarkan dering ponsel lelaki itu pun merasa tidak nyaman. Diandra hanya bisa berusaha untuk membuat lelaki itu segera mengangkat ponselnya terlebih dahulu.
"Angkatlah! siapa rahu itu penting," ucap Diandra ketika lelaki itu tengah sibuk melepas ikat pinggang yang melingkari pinggangnya dan ketika ciuman keduanya terjadi.
"Sudahlah. Biarkan saja yang penting urusan kita tidak bisa untuk di jeda lagi." Ucap Gerry pada Diandra. Dan setelah lelaki itu berhasil melepas celana yang Ia pakaian, Gerry kemudian menarik ke bawah pakaian yang Diandra kenakan hingga pakaian tersebut merosot turun dari tubuh Diandra dan saat itu hanya terlihat tubuh gadis itu yang memakai dalamannya saja, terlihat begitu putih dan mulus membuat Gery terpukau untuk sesaat.
"Tunggu!" ucap Diandra untuk sesaat ketika Gerry sudah meraih tubuhnya dan merapatkan tubuh itu ke tubuh Gerry.
"Apa lagi?" tanya Gerry yang nampak sedikit kesal.
"Jika kita akan melakukannya lalu Apa hubungan kita sekarang? apa hanya atasan dan juga Sekretaris saja? aku tidak mau hanya seorang Sekretaris bisa memuaskanmu di atas ranjang juga," ucap Diandra jujur pada lelaki itu di mana memang gadis itu selalu mementingkan pekerjaannya dan mengabaikan untuk mencari pasangan hidup. Diandra adalah salah seorang pegawai yang sangat kompeten di perusahaannya.
"Oke, jadi kamu mau kita pacaran?" tanya Gerry kemudian. Namun Diandra hanya diam saja di tempatnya. Lalu lelaki itu angkat bicara lagi.
"Tapi aku punya syarat jika kita memang pacaran. Aku tidak ingin orang kantor Ada yang tahu tentang hubungan kita. Apa kamu mengerti?" ucap Gerry yang memberitahu pada gadis yang ada di depannya.
"Baiklah kalau begitu aku tidak akan membocorkan apapun kepada orang kantor apa kamu puas sekarang?" ucap Diandra lagi yang lalu membuat Gerry meraih tubuh Diandra dan kedua tangan lelaki itu yang sudah siap berusaha melepas pengait bra yang ada di belakang punggung Diandra saat itu.
"Puas? kamu bertanya tentang puas sekarang apa tidak terlalu cepat sayang? ukuran puas bagiku itu ketika kamu sudah berada di atas ranjang, baru nanti aku akan bisa berkomentar," ucap Gerry yang lalu meraih tubuh Diandra dengan bra yang sudah terlepas dari tubuh gadis itu kemudian Gerry segera menggendong tubuh Diandra berjalan menuju ke ranjang lalu meletakkan tubuh Diandra di atas pembaringan yang ada di sana.
Diandra bisa melihat lelaki yang tinggi menjulang itu berdiri tepat di hadapannya dan Diandra merasa jika ia sudah lelah dengan hari-hari yang ia lalui karena bayang-bayang lelaki yang tidur dengannya dua minggu yang lalu. Diandra ingin lelaki yang bernama Gary tersebut membuatnya lupa akan kejadian dua minggu yang lalu ketika ia tanpa sadar sudah tidur bersama dengan lelaki lain. Diandra bisa melihat jika Gary saat itu mulai menyibakkan kedua kakinya menyamping di kanan dan kiri, kemudian lelaki itu menaiki tempat tidur yang ia tempati dan perlahan merangkak mendekat ke arah tubuh Diandra, gadis itu hanya bisa memejamkan kedua matanya karena ia begitu takut dengan apa yang nanti akan ia lakukan. Sampai Diandra merasakan perlahan lelaki itu merayap menindih dan menaiki tubuhnya hingga Diandra merasakan hembusan lembut nafas lelaki itu yang menerpa wajahnya, barulah saat itu Diandra berusaha untuk membuka matanya dan saat itu pula Gerry sudah meraih kedua sisi tangan Diandra dan menggenggamnya erat sembari menariknya naik ke atas kiri dan kanan, menempatkan kedua tangan tepat di kedua sisi tubuh gadis itu.
"Kenapa kamu memejamkan mata ketika melihatku merangkak naik? bukankah harusnya saat itu yang para gadis sukai?" ucap Gerry pada gadis itu Diandra hanya bisa menatap wajah lelaki yang saat itu sudah berkuasa di atasnya.
"Entahlah, tapi aku merasa jika..." ucap Diandra yang saat itu tertahan karena Gary sudah mendaratkan ciuman yang tepat ke bibir Diandra membuat Gadis itu tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya bisa menerima kehujanan ciuman yang Gery lakukan pada bibirnya, Diandra merasakan sesuatu yang kuat begitu mendesak di bagian area sensitif bawahnya. Diandra sesekali melenguh ketika merasakan sesuatu yang sudah mengeras itu berusaha mendesak dan ingin masuk di sana.
"Tenanglah, jangan kamu tegang sayang. Aku janji tidak akan berlaku kasar padamu malam ini jadi tetaplah dengan ekspresi wajah yang menggemaskan ini," ucap Gerry dengan bisikannya. Dan satu detik kemudian Diandra bisa merasakan bibir lembut lelaki itu sudah menciumnya kembali. Kini ciuman Gerry tidak hanya berfokus pada bibirnya saja namun lelaki itu merayapkan ciumannya hingga menjalar merata di seluruh bagian jenjang leher Diandra membuat Gadis itu sesekali menoleh ke arah kiri atau kanan dan tiba ketika Diandra merasakan ujung lidah lelaki itu yang sudah meraih ujung bagian sensitif miliknya yang puncak belahan tersebut sudah sudah mengeras di sana, salah satu area paling sensitif bagi Diandra yang sangat sensitif hingga kecupan lelaki itu saja mampu membuat Diandra menggelinjang manja di bawah tindihan Gerry saat itu. Gery yang merasakan geliatan tubuh gadis di bawahnya yang sudah mulai tidak terkendali hanya bisa melepaskan genggaman kedua tangannya dan lelaki itu memeluk erat tubuh yang sudah tanpa benang sesikitpun di sana, membuat Diandra dengan leluasa meraih rambut Gerry memasukkan jarinya di sela-sela rambut lelaki itu kemudian menariknya membuat Gerry merasakan sensasi lain karena ulah gadis itu yang jelas tidak ia dapatkan dari Calista.
Dan apa yang Diandra lakukan membuat Gary Makin bersemangat hingga beberapa kali sentakan lelaki itu mampu membuat Diandra memekik tertahan sembari saat itu juga kedua tangan Diandra kian kuat mencengkeram kedua lengan tangan lelaki itu yang ada di kedua sisi tubuhnya dan Diandra bisa merasakan benda keras tersebut masuk ke dalam dirinya bahkan Gadis itu bisa merasakan jika area bagian sensitif di bawahnya merasa tertekan dan sedikit menyakitkan namun Diandra hanya mengabaikannya saja karena pergerakan dari lelaki itu yang kian mengikis rasa sakit di area sensitif miliknya dan sekilas apa yang Gerry dilakukan membuat Gadis itu kian teringat kembali pada sosok lelaki yang pertama kali melakukan hubungan badan dengannya, bahkan gadis itupun kian erat memeluk tubuh Geryy di sana dan Gerry pun terus melakukan aksinya hingga Diandra sedikit mereda pegangan tangannya, Diandra pun beralih memegangi kedua sisi bantal yang ia kenakan membuat Gary dengan leluasa melanjutkan kembali gerakan tubuhnya yang semakin lama semakin membuatnya bersemangat ditambah Rintihan dan lenguhan gadis di bawah tubuhnya membuat sensasi lain bagi Gerry bahkan lelaki itu langsung bisa menilai jika Ia lebih suka melakukannya dengan Diandra daripada dengan Calista. Hingga Gerry dan juga Diandra sampai pada puncak aktivitasnya itu. Tampak keduanya terkulai lemas di sana.
"Ingat-ingat sayang, ini adalah tempat di mana kita bertemu. Jadi setiap kali aku menginginkannya. Kamu tahu kan harus datang ke mana?" ucap Gerry kemudian.