Katherine mengusap wajahnya yang penuh keringat. Hari sudah malam, dan dia masih bekerja, sendirian pula. Saat ini yang dilakukannya, adalah mengecat tembok ruangan atasannya yang siang tadi mencak-mencak bagai orang kesurupan. Tak mengerti apa masalahnya? Pria itu sangat menginginkan dia menderita. Hal kecil yang menjadi perdebatan mereka beberapa hari yang lalu, tak pernah dia kira akan sampai begini akibatnya. Mentang-mentang pria itu kaya dan berkuasa, dia bisa menyiksanya sampai seperti ini. Please, dia juga manusia normal yang punya batas kesabaran dan juga merasakan lelah. Pria itu, malah seenak jidat, menganggapnya sebuah robot yang dengan mudahnya bisa diperintah ini itu sesuka hatinya. Pekerjaannya hampir selesai. Mungkin 2 atau 3 jam lagi, sedangkan jam sudah menunjukkan pukul