Mobil sport merah berlambang kuda milik Ralph mulai memasuki kompleks rumah-rumah bordil milik Madame Alice. Bersamaan dengan itu, Demmy pun segera membawa mobil kodok antik kesayangan Katty itu pun keluar dari halaman parkir yang sama.
"Apa itu mereka?" gumam Ralph dalam hati yang merasa seperti melihat Dominnique dan temannya dari balik kaca mobil kodok berwarna pink itu.
Cahaya lampu remang-remang diarea parkir itu membuat penglihatan Ralph tampak kurang jelas melihat penumpang dalam mobil tersebut. Belum sempat penasaran pemuda itu terjawab, tiba-tiba tubuh nya di peluk tangan seseorang dari belakang. Sontak saja Ralph bergidik ngeri.
Bagaimana tidak, sang pemilik tangan bukan hanya memeluk tubuhnya. Tetapi juga memegang kejantanan Ralph yang berada dibalik celana jeans Ralph.
"Hai darling, kenapa kau bisa ada di sini lagi? Apa kau belum puas dengan permainan para gadis tadi?" ucap Madame Alice dengan tangan yang masih mengelus kejantanan Ralph.
Sontak saja Ralph segera melepaskan tangan jahil milik Madame Alice dan berbalik menatap tajam wajah wanita yang masih nampak cantik dan sexy di usia tua nya itu.
"Jangan coba-coba mengoda ku, Ma'am. Aku tidak tertarik bercinta dengan wanita tua sepertimu." jawab Ralph ketus.
"Oh yeah? Benarkah kah tak tertarik dengan ku, Dude? Aku rasa kau harus menjaga mulut manis nan tajam mu itu sweety. Jangan sampai suatu saat kau akan berteriak menjerit menikmati desahan demi desahan yang aku berikan seperti Antonie, temanmu itu." ucap Madame Alice sembari tersenyum nakal mengerlingkan sebelah matanya pada Ralph.
"Tak akan!" jawab Ralph setengah berteriak.
"Well, forget it! Lalu hal penting apa yang membuat mu datang lagi diwaktu yang hampir menjelang pagi ini, hemm?" tanya Madame Alice sedikit mendesahkan suaranya.
"Aku ingin meminta data semua gadis yang berada dalam bilik Crazy Fantasy mu itu" ucap Ralph berusaha tersenyum manis didepan Madame Alice.
"Hahaha... Apa aku tak salah dengar?" ucap Madame Alice sedikit terkejut.
"Aku serius, Ma'am. Berikan data gadis-gadis itu padaku. Sebagai gantinya aku akan memberikan berapa pun jumlah uang yang kau mau." ujar Ralph sembari tersenyum smirk.
Ralph yakin Madame Alice pasti sangat tergiur jika sedang membicarakan tentang segepok uang.
"Maafkan aku, Darling, tapi aku tak mungkin membocorkan tentang data-data para member Crazy Fantasy pada mu. Para gadis itu akan marah pada ku dan sudah pasti usaha baru ku ini tidak akan booming lagi nanti." jawab Madame Alice sedikit berbohong.
Madame Alice menyeringai penuh kemenangan dalam hatinya. Ia berjanji akan menyulitkan segala hal yang diperlukan Ralph kali ini akibat penolakan yang lelaki itu ucapkan padanya tadi. Wanita itu merasa sangat tersinggung atas kata-kata kasar Ralph. Ia akan memberikan data itu jika kejantanan Ralph benar-benar sudah berada didalam kewanitaan miliknya.
"Came on, Ma'am. Ini sangat penting." rengek Ralph yang terlihat seperti seorang balita meminta untuk segera disusui oleh ibunya.
"Masuklah dulu ke dalam, Darl. Tak baik kita membicarakan hal seperti ini diluar. Apalagi cuacanya terasa sangat dingin." jawab Madame Alice lembut disertai seringai liciknya.
Ralph yang tak sabar untuk mendapatkan data-data tersebut pun hanya pasrah melengos masuk mengikuti Madame Alice ke dalam rumah bordil milik sang mucikari genit itu. Madame Alice membawa Ralph ke ruang kerja pribadinya. Ia lalu beranjak dari tempat duduknya menuju mini bar yang terletak disisi kiri ruangan itu. Madame Alice mengambil beberapa botol Smirnoff dan Johnnie Walker serta gelas kaca lalu membawanya ke hadapan Ralph. Ia sedikit risih dengan apa yang Wanita tua itu lakukan. Dia menguatkan hati agar tal masuk dalam perangkap Madame Alice.
___
"Minumlah Ralph, mungkin kita bisa mulai bernegosiasi dengan ini" ucap Madame Alice seraya menyodorkan segelas Smirnoff, Vodka beralkohol 50% itu pada Ralph.
Ralph yang mendengar jika mucikari itu akan bernegosiasi pun dengan senang hati mengambil kemudian mulai mengesap sedikit minuman dalam gelasnya.
"Baiklah Ralph, aku mungkin bisa sedikit berbaik hati membantu dirimu." ucap Madame Alice mulai berbicara.
"Benarkah? Eh... tapi tunggu, Ma'am. Bolehkah aku meminjam toilet mu sebentar?" tanya Ralph berbinar senang sembari sedikit meringis menahan air seninya yang sedari tadi ingin keluar.
"Hahaha... Ralph, kau ini sungguh mengemaskan. Kenapa kau tak katakan jika keperkasaanmu ini sudah sangat tidak tahan lagi, hemm...?" goda Madame Alice sembari tersenyum nakal.
"Ayo mari ku antar?" lanjut Madame Alice yang sudah berdiri memegang lengan kanan Ralph.
"Tidak usah, Ma'am, biar aku sendiri saja." ucap Ralph sedikit geli membayangkan hal konyol tentang wanita tua itu.
"Baiklah itu disana Ralph." tunjuk madame Alice ke arah pintu coklat di dalam ruangan itu.
Ralph langsung masuk ke dalam toilet. Melihat Ralph yang sudah menutup pintu itu, Madame Alice pun secepat kilat meneteskan obat perangsang pria dengan dosis tinggi ke minuman Ralph. Wanita licik itu bahkan memasukan semua isi obat perangsang itu kemudian menambahkan sedikit Smirnoff lagi lalu mengaduk isi gelas itu dengan jari telunjuknya. Sekembalinya Ralph dari toilet, ia kembali duduk disebelah Madame Alice yang tersenyum nakal ke arahnya.
"Sudah selesai Ralph?" tanya Madame Alice.
"Yes Ma'am, terima kasih atas tumpangan toiletnya." ujar Ralph dengan sedikit menghembuskan nafas kasar.
"Kau ini semakin lucu saja Ralph, hal itu tidak berarti apa-apa buat ku. Bahkan jika kau mau menumpang tidur disini juga aku tak keberatan, apalagi menumpang tidur diatas tubuh ku Ralph." ucap Madame Alice sembari mengelus-elus lengan kiri Ralph.
Ralph yang mendengar hal tersebut pun sontak terpingkal-pingkal menertawakan ucapan vulgar nan menggoda dari seorang wanita tua seperti Madame Alice.
"Emmm... Baiklah, Ma'am. Bagaimana dengan kesepakatan kita tadi? Apakah kau bisa memberikan ku data-data dari para gadis dalam bilik kayu milik mu?" ucap Ralph to the point.
"Hahaha... Aku suka cara berpikirmu, Dude. Mari bersulang?" ajak Madame Alice sembari mengangkat gelas miliknya.
Ralph pun pasrah mengikuti ajakan bersulang Madame Alice. Setelah selesai bersulang, akhir nya Madame Alice mulai mengungkapkan keinginannya mengenai negosiasi itu.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu dengan senang hati Ralph. Asal dengan satu syarat dan yang jelas simpan saja semua uang mu itu. Karena aku tak membutuhkan itu." ucap Madame Alice kali ini dengan suara tegasnya.
Ralph pun menaikkan satu alisnya ke atas seraya berpikir tentang ucapan Madame Alice barusan. Sesekali ia memijit pelipisnya yang perlahan-lahan terasa makin berkedut. Ia bahkan hampir kurang focus mendengarkan kata-kata Madame Alice.
"Emmm... Apa mau mu Madame Alice Zimenez yang sexy?" ucap Ralph yang sedikit demi sedikit sudah mulai menunjukkan reaksi dari obat perangsang itu.
Madame Alice pun sedikit demi sedikit mulai merapatkan tubuhnya mendekati Ralph yang merasa sedikit kegerahan. Ia bahkan sesekali mengibaskan kemeja satin yang melekat ditubuhnya dengan kasar.
"Apakah mesin pendingin dalam ruangan mu ini mati, Ma'am? Tubuh ku terasa sangat gerah." ucap Ralph dengan suara lirih.
"Heeemm... Ralph, bagaimana jika kau menukar data-data yang kau butuhkan itu dengan bercinta semalaman dengan ku? Bukankah itu sangat asyik, kan?" desah Madame Alice ditelinga Ralph.
Madame Alice pun sedikit mencium dan menjilat telinga Ralph sembari menunggu jawaban dari negosiasi konyol itu.