bc

Terpaksa Menjadi Pengantin.

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
family
heir/heiress
drama
mystery
city
like
intro-logo
Uraian

Terjebak dalam sebuah pernikahan sungguh sangat ironis sekali. Disaat semua orang menikah karena saling mencintai tapi tidak dengan pasangan suami istri yang baru saja melaksanakan resepsi pernikahan mereka. Sepasang suami istri ini memiliki alasan tersendiri mengapa mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Dan tanpa mereka sadari bahwa mereka berdua juga memiliki rahasianya masing-masing.

chap-preview
Pratinjau gratis
Orang Asing.
Sepasang bibir berwarna merah muda menyeruput secangkir kopi yang masih hangat. Ini adalah rutinitas sehari-hari yang biasa ia lakukan di pagi hari. Setelah menyisakan setengah gelas kopi hitam itu, ia meletakkan kembali ke atas meja yang ada di hadapannya. Matanya mulai melirik kearah meja. Kemudian ia mulai menggulung setengah lengan baju yang panjang pada sweater yang menjadi pakaiannya hari ini. Terlihat beberapa urat yang timbul di punggung tangannya. Itu dikarenakan ia sering berolahraga untuk melatih kebugaran tubuhnya. Usaha yang ia lakukan tidak sia-sia karena di usianya yang sudah tidak lagi muda, pria dewasa ini memiliki tubuh yang cukup bagus. Itu terbukti dari lekukan pada tubuhnya yang di penuhi oleh otot-otot. Bahkan pakaian yang ia kenakan tidak dapat menyembunyikan otot-otot pada beberapa bagian tubuhnya. Setelah merasa cukup leluasa untuk bergerak, ia mulai mengambil beberapa file yang terletak di atas meja itu. Tapi sebelum menggapai tumpukan kertas-kertas itu, lelaki dewasa itu meraih kacamata yang terletak pada sisi kanan meja kerjanya. Tertera beberapa nama dan identitas di dalam kertas-kertas yang berwarna putih itu. Pria itu mulai membalik kembali lembaran kertas tersebut. Tiba-tiba sesuatu terjatuh dari selipan file-file tersebut. Dengan posisi membungkuk, pria itu memungut benda tersebut dari tempat duduknya. Nama seorang gadis tertera pada kertas itu. Pria itu bingung karena tidak ada foto yang di lampirkan pada selembar kertas itu. Berbeda dengan lembaran kertas yang lainnya, setiap nama di sertai dengan foto profil mereka. Yang dia tahu pasti adalah gadis ini adalah putri dari seorang walikota. "Kamu akan menjadi senjata andalan bagi ku." Pria itu berucap sambil menjentikkan jarinya pada kertas yang baru saja ia pungut. ****** Ketemu! Akhirnya dia menemukan telepon genggamnya. Gadis itu terlalu malas untuk membuka matanya. Jadi, dia meraba-raba permukaan meja disamping tempat tidurnya dengan mata yang tertutup untuk menemukan telepon genggamnya. Setelah berhasil menggenggam benda yang berbentuk persegi itu, perlahan dia mulai membuka kedua kelopak matanya. "Hmm." Suara orang asing masuk kedalam indera pendengaran gadis itu. Seketika dia panik. Sambil menggenggam ponselnya, gadis itu memutar tubuhnya yang masih berada di atas tempat tidur. "Hah?" Satu kata yang terucap dari bibir gadis itu. Dia tercengang melihat ada seorang pria yang tidur tepat di sampingnya. Ya, pria itu tidur di atas ranjang tempat gadis itu berbaring sekarang. Bahkan mereka telah berbagi selimut semalaman. Yang lebih membuat gadis itu tercengang adalah betapa tampannya pria dewasa yang masih menutup matanya itu. Pria itu tidak memakai baju saat ini. Secara tidak sengaja gadis itu meneliti setiap lengkuk tubuh lelaki yang masih tertidur pulas itu. Bagaimana pria itu bisa memiliki tubuh yang begitu bagus? Lengan pria itu memiliki beberapa tonjolan karena ototnya. Gadis itu dapat melihat tonjolan otot-otot itu bahkan disaat pria itu mengangkat satu tangannya keatas. Ya, posisi pria itu tidur dengan mengangkat satu tangannya keatas dan di letakkan di atas bantal tempat pria itu menyangga kepalanya. Karena posisi tidur yang seperti itu, maka gadis itu dengan leluasa dapat melihat permukaan atas tubuh lelaki itu yang tidak tertutupi oleh selimut. Dapat ia lihat d**a pria itu berbentuk seperti persegi. Tanpa sadar gadis itu meraba permukaan d**a pria itu. Keras sekali, pikir gadis itu. Perempuan yang masih terpesona dengan pria dewasa yang masih terlelap itu mulai berpikiran hal yang tidak-tidak. Dengan perlahan dia mulai menggeser tubuhnya. Si gadis mencoba untuk mencari posisi yang nyaman. Dengan senyuman tipis dia mulai menggerakkan tangannya yang lain. "Lebih baik dari posisi atas atau dari posisi samping?" Ucap gadis itu tanpa suara. Ia khawatir pria itu bangun bila ia mengeluarkan suaranya. Karena bila pria itu terbangun, maka ia akan gagal untuk melancarkan aksinya. Dengan gerakan perlahan gadis itu bangkit dari posisi berbaringnya. Dia telah memutuskan bahwa posisi di atas mungkin lebih baik. Dan benar saja jika dilihat dari atas tubuh dan wajah pria itu terlihat lebih sempurna. Dengan segera gadis itu melancarkan aksinya sebelum pria itu terbangun. Gadis itu mulai menyentuh selimut tebal yang berwarna putih itu. Lalu satu tangannya yang lain mulai menyalakan ponselnya. Dia mulai mencari ikon kamera pada layar ponselnya. Setelah ketemu, sambil masih memegang selimut gadis itu mulai mengambil beberapa gambar. Dia memegang selimut agar pria itu tidak menurunkan atau membuka selimut saat ia mengambil gambar. Karena gadis itu tidak yakin apakah pria itu memakai sesuatu untuk menutupi bagian bawah tubuhnya atau tidak sama sekali. "Hah?" Seketika gadis itu mulai tersadar. Dia melupakan sesuatu hal yang penting. Karena terpesona dengan pria itu dia tidak sadar kalau seharusnya dia bertanya-tanya mengapa ada pria yang tidur dengannya semalam. Dia menyadari kalau dia memakai pakaian yang cukup aneh yang tidak pernah ia gunakan untuk tidur. Ya, gadis itu tidak sedang mengenakan piyama yang biasa di kenakan untuk tidur. Dia mengenakan sweater rajut dengan lengan panjang serta celana panjang yang cukup ketat. "Apa yang sedang kamu lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang mengejutkan gadis itu. Gadis itu secara otomatis melihat kearah sumber suara itu. Ternyata pria itu sudah terbangun dari tidurnya. Ia dapat melihat wajah pria dewasa itu menunjukkan keterkejutan karena keberadaannya. Seketika gadis itu memperhatikan gerak-gerik pria itu. Pria itu mulai bangkit dari posisi tidurnya. Lelaki itu melirik kearah tubuhnya sendiri yang tidak tertutupi oleh pakaian. Dengan cepat dia menggenggam erat selimut tebal yang menutupi setengah tubuhnya. Dia mulai melirik kearah gadis yang masih diam di atas ranjang yang ditempati oleh mereka berdua. "Aku juga tidak tahu." Gadis yang ditanya mulai bersuara. Sambil mengangkat kedua bahunya gadis itu menatap pria itu. "Keluar kau dari kamar ku!" Usir lelaki itu sambil melotot kepada gadis yang berada di sampingnya. Pria itu tidak mengerti kenapa wanita yang terlihat lusuh ini bisa berada dengannya di ruangan yang sama. Bahkan mereka menghabiskan malam bersama di atas ranjangnya. Lelaki itu meneliti setiap lengkuk tubuh gadis itu. Tidak ada yang menarik darinya, pikir pria itu. Lantas, bagaimana dia bisa mengizinkan gadis ini untuk tidur dengannya? Ada yang tidak beres, pikirnya. "Apa mau mu? Dan siapa yang mengutus mu?" Seketika pria itu mulai mencari beberapa alasan mengapa gadis yang terlihat polos itu bisa menemaninya tidur. Gadis itu terlihat sedang berpikir. Apa yang harus dia ucapkan kepada lelaki itu. Gadis itu mulai mencoba untuk mengingat kembali kejadian sebelum ia terlelap. Kepalanya mulai berdenyut. Dia menyadari bahwa kemarin malam ia terlalu banyak minum alkohol. Sehingga di saat ia mencoba untuk mencari ingatannya maka hanya kilasan samar yang terlintas di benaknya. "Dimana ini? Apa yang telah kau lakukan padaku? Kau bahkan berani menculik ku?" Tanya pria itu bertubi-tubi setelah ia menyadari bahwa ini bukanlah kamar tidurnya. "Itu tidak mungkin!"Ucap gadis itu untuk menjawab pertanyaan terakhir pria itu dengan nada kesal. Bagaimana gadis polos seperti dia sanggup menculik seorang pria dewasa yang bahkan tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari dirinya. Bukankah seharusnya dia yang lebih cocok untuk mengajukan semua pertanyaan itu? Karena mengingat dia adalah seorang gadis. Seharusnya pihak perempuan yang di rugikan dalam situasi seperti ini, kan? Pria ini mengacaukan pikiran, padahal dia tadi sudah hampir menemukan kembali ingatannya. "Lalu siapa yang mengutus mu? Aku tahu kamu pasti di bayar oleh seseorang untuk menjebak ku, kan?" Seketika wajah pria itu terlihat sangat tidak bersahabat. Pria itu dengan cepat membuka selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Dia merasa lega karena ternyata dia masih mengenakan pengaman pada bagian bawah tubuhnya. Pria itu ingin segera turun dari tempat tidur itu, tapi masih ada perempuan ini disini. Walaupun masih menggunakan penutup yang sangat minim, pria dewasa itu merasa tidak nyaman bila mempertontonkan bagian tubuhnya kepada orang lain. Terlebih lagi orang itu adalah seorang perempuan. "Kau juga tidak ingat apa yang terjadi tadi malam?" Gadis itu menyipitkan matanya, karena dia berharap mungkin pria itu dapat mengingat kembali kejadian malam itu. "Sebaiknya anda tidak bersandiwara dengan saya, nona. Atau kamu akan menyesalinya." Ancam pria itu dengan nada sinis. Kesabaran pria itu sudah mulai menipis. Tapi siapa sangka ternyata gadis itu malah menghiraukan ancaman pria itu. Karena seketika gadis itu mulai menemukan kembali ingatannya tentang kejadian malam itu. Dengan santai gadis itu mulai beranjak turun dari ranjang yang terlihat berantakan itu. Dia mengitari tempat tidur itu, lalu berjalan kearah sisi ranjang tempat pria itu berada. "Bukankah seharusnya kamu berterimakasih kepada ku, Moon Ho Joon-ssi?" Gadis itu tersenyum mengejek kepada pria itu. Seketika raut wajah lelaki itu berubah menjadi sangat frustasi. Semua pertanyaan yang masih berputar di kepalanya masih belum terjawab sementara muncul lagi pertanyaan lainnya. Kenapa gadis lusuh ini bisa mengetahui nama lengkapnya? Kemungkinan besar adalah gadis ini merupakan kaki tangan dari salah satu anggota keluarganya bukan dari pesaing bisnisnya. *Bersambung*

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook