Melihat bagaimana raut wajah Dika yang terlihat menyesal di depannya, namun di waktu yang sama ada kerutan senyuman tipis di sudut bibirnya yang menandakan bahwa pria itu juga mengalami pergolakan batin atas kelahiran anak mereka. Hal itu justru membuat Lina merasa terhibur dan berakhir terkikik geli. Lina tidak berpikir bahwa Dika akan merasa menyesal karena membuatnya menderita selama melahirkan anak mereka, alih-alih merasa bahagia karena anak kandung pertama mereka telah lahir ke dunia. Itu adalah ekspresi yang tidak pernah Lina duga yang keluar dari Dika –suaminya. “Hihihi apa yang kau katakan itu, Mas? Apa kau tidak senang melihat kelahiran anak kita, hm?” canda Lina bermaksud menggoda pria itu. Dika langsung menggeleng keras menjawab pertanyaan itu. “Tidak! Mana mungkin aku tida