Sakit hati melihatnya b******u mesra

1535 Kata
Ana mencengkeram erat dadanya yang terasa amat sakit. Ia ingin sekali menampar wanita di depannya itu. Wanita yang tidak tahu malu. Di depannya dia terlihat baik, dan ramah. Banyak fans yang bilang jika dia itu artis paling ramah. Ternyata dia menikung dirinya dari belakang. Tetapi itu bukan tipenya kalah hanya karena cinta. Bagi dia, bermain kasar akan memperburuk repurtasinya sebagai wanita lembut, dan baik. Kali ini dia ingin bermain bersiap sama dengan yang di lakukan oleh Edwart. "Ana mengusap air mata dengan punggung tangannya. "Sudah, Ana. Jangan pernah kamu menangis lagi. Laki-laki buruk seperti dia tidak patut untuk di anggap laki-laki baik. Dia tidak pantas buat kamu." gumam Ana. menajamkan matanya. Menggertakkan rahangnya penuh kekesalan. Edwart, Ira. Kamu tunggu saja balasan aku. Lagian aku gak akan pernah biarkan kalian bisa hidup tenang. Ana mengusap air mata kesekian kalinua, yang terua menetes di pipinya dengan punggung tangannya. Bukan Ana jika dia terlihat lemah hanya karena melihat kekasihnya selingkuh. Lagian dia bisa mendapatkan artis yang jauh lebih tampan dan populer darinya. Edwart terkenal dengan artis baru yang tampan dan mempesona. Dia terlihat baik di luar. Dan Ana, punya back yang selalu mendukung dia. Dan menjadikannya artis paling populer di antar semua artis. Ana juga selalu di kenal dengan artis yang royal terhadap fansnya. ---- "Sayang, gimana hubungan kamu dengan, Ana?" tanya Vira, yang kerap di panggil dengan Ira. Dia artis baru, ia bermain sebagai artis pendukung di dramanya dengan Edward bulan lalu. Dan sekarang hal tak terduga ada di depan matanya. Seperti apa yang di ketahuinya dalam drama terbarunya. "Sudahlah, kita lanjutkan saja. Lagian Ana tidak ada di sini." ucap Edwart mengecup bibir Ira. "Tapi, apa kamu yakin tidak perduli jika dia tahu tentang hubungan kita." Ira memeluk tubuh Edwart. Mencoba untuk bermanja dengannya. Dan salah satu tangan memegang d**a Edwart manja. Kepalanya menyandar di pundaknya. "Sayang, kamu janji, ya. Setelah kamu jadi artis terkenal sama seperti Ana. Kamu juga harus mengakui tentang hubungan kita pada media." ucap Ira. "Iya… Aku janji padamu." ucap Edwart. Mencubit manja hidung Ira. "Kamu, ya. Sekarang berani." Ira menguntupkan bibirnya. "Apa, sih, yang tidak aku berani padamu." Edwart mendekap tubuh Ira. "Tidur dengan kamu saja setiap bertemu. Bahkan seminggu bisa berkali-kali." Edwart tekekeh kecil. Iya.. Hubungan Edwart dan Ira. Bahkan udah lebih dari sebatas simpanan biasa. Ira selalu menemui Edwart di saat dia sendiri. Bahkan Edwart selalu mengelak jika Ana mengajaknya pergi. Hanya karena sudah ada janji lebih dulu dengan Ira. Bagi dia Ana tidak bisa di ajak enak di atas ranjang. Tidak seperti wanita yang ada dalam dekapannya. dia yang selalu ada di sisinya. memuaskannya setiap di inginkan. "Sayang. Kalau Ana tahu, gimana?" tanya Ira. "Dia gak bakalan tahu, sayang. Lagian aku pacaran dengan dia hanya untuk menaikkan popularitasku. Setelah itu, tinggal buat keputusan kita putus bisa secara damai di hadapan media. Udah selesai." Edwart memeluk tubuh Ira, mengusap kepalanya, mengecup keningnya. "Kamu gak cinta dengannya?" tanya Ira. "Enggak! Sayangku hanya padamu. Aku dengannya hanya ingin membuat popularitasnya semakin naik." Ana yang nenebgarbyabterasa ingin sekali mencabi-cabik mulut Edwart. Laki-laki gak tahu diri itu hanya numpang popularitas padanya. Ana tak hentinya terus menggeram kesal balik pintu yang setengah terbuka itu, mulai panas. "Sialan! Beraninya hanya memanfaatkanku saja. Aku tidak akan tinggal diam." ucap Ana. Berdengus kesal selamat ke arah mereka yang masih melanjutkan permainannya. Mereka tak tahu malu b******u berdua di dalam selimut. "Sstt.. Sayang, geli tahu.." Suara desahan itu membuat telinga Ana semakin panas. Dan dia tak akan tinggal diam Rasa sakit hatinya akan membuat dia jauh lebih kejam dari yang di bayangkan. "Aku gak menyangka mereka melakukan itu di belakangku." geram Ana. Mengepalkan tangannya sangat erat. Memukulkan pelan di dinding sampingnya. Wajahnya yang penuh emosi membakas seluruh penjuru ruangan. Ia terseyum tipis, dengan segera dirinya mengeluarkan ponsel di dalam tasnya. Tangan Ana yang masih gemetar. Ia mulai merekam semua adegan yang mereka lakukan. Ana juga memgambil beberapa foto mereka. "Jangan pernah main-main denganku. Edwart. Aku tidak akan tinggal diam. Bahkan karir kamu bisa terancam hanya karena vidio ini." Suara desahan itu semakin keras. Membuat Ana tak tahan lagi mendengarnya. Hatinya sudah tak sanggup melihat permainan mereka di belakangnya. Ana segera berlari keluar dari rumah Edwart. Langkahnya terhenti tepat di depan ruang tamu miliknya. Ia melihat begitu banyaknya foto berdua terpajang di sana. Seakan Edwart memang sengaja memberi tahu semua orang yang datang ke rumahnya jika kekasihnya sekarang adalah artis terkenal. Dan para wartawan, dan stasion tv semua tahu hubungan mereka. Banyak Fans yang suka dengan mereka. Karena mereka juga sangat cocok berpasangan di dalam drama. Membuat setiap penonton yang melihatnya jadi terbawa perasaan. Dan mulai mengidolakan mereka jadi pasangan. Dan saat Ana beneran pacaran dengan Edwart. Semua fans dari Ana dan Edwart saling support satu sama lain. Tentang hubungan mereka. Sampai jadi trending topik selama 1 bulan lamanya. Berita mereka merajai semua stasiun tv. Ana menatap setiap foto itu. Kali ini air matanya sudah tak ingin terbuang sia-sia. "Arrrgggg….." Ana mengobrak-abrik dorong yang terpanjang di meja. Dan meraih semua foto yang di gantung di dinding. Melemparinya semuanya. Praakkk…. Praakk… Praakkk… Praakk… Ana memecahkan semua pigora foto dia dengan Edwart di sana. Hingga tak ada yang tersisa sama sekali. Merasa lega, Ana segera berlari pergi mengemudi dengan kecepatan tinggi keluar dari halaman rumah laki-laki itu. ---- Edwart menghentikan permainan mereka. Dia segera memakai helaian kain miliknya. "Kamu dengar suara gak?" tanya Edwart pada Ira. Wanita itu hanya diam, bingung tiba-tiba Edwart duduk. Dan menghentikan permaiannya di saat dirinya belum begitu puas. "Enggak!" Ira menggelengkan kepalanya. Apa itu Ana? Tapi kenapa, dia ke sini? Biasanya Ana selalu datang kalau ada mobil aku di rumah. Dan sekarang, mobil aku gak ada. "Sayang.. kamu kenapa?" tanya Ira. Mengusap wajah Edwart yang terlihat sangat cemas. "Tadi ada suara…" gumam Edwart. "Bentar! Aku cek dulu." Edwart mengecup kening Ira. "Kamu tunggu, ku sebentar saja!" ucap Edwart. "Iya, udah buruan sana pergi." ucap Ira. Mendorong pelan Dan segera beranjak keluar dari kamarnya. Ke dua katanya berkeliling mengamati setiap sudut ruangannya. "Gak ada? Apa dia sekrang di lantai bawah?" Edwart berlari menuruni anak tangga. langkahnya terhenti sampai di depan ruang tamu. "Shiitt…" umpat Edwart. Mengibaskan kakinya yang tak sengaja menginjak pecahan kaca pigora fotonya. Ia segera mencabut pecahan kaca yang menancap di kakinya. "Jadi benar? Ana tadi ada di sini?" gumam Edwart wajahnya mulai cemas. "Gimana kalau Ana tahu tentang hubunganku dan Ira. Dna dia menyebarkan gosip nantinya." Edwart semakin cemas. Dia hanya bisa diam, menatap semua foto bersama dengan Ana pecah tak ada yang tersisa. Edwart segera kembali ke kamarnya. "Sayang... Gimana" tanya Ira. Edwart hanya diam, dia berjalan mendekati Ira. Dan duduk di ranjang dengan ke dua tangan memegang kepalanya. "Ada apa? Apa benar Ana datang? Di mana dia sekarang?" tanya Ira. mencengkeram selimut yang menutupi tubuhnya. "Iya.. Dia datang. Sepertinya sekarang dia tahu hubungan kita." "Sekarang apa yang kita lakukan? Gimana kalau dia menyebarkan pada media tetang hubungan kita." "Gak mungkin, udah sekarang lebih baik kamu menangkan diri kamu dulu. Dia gak mungkin menyebarkan semuanya pada media. Lagian apa untungnya juga buat dia." "Apa kamu gak tahu. Dia itu sangat dekat dengan Ceo pemilik agensi kita. Kalau dia bilang ke dia akan mengeluarkan aku dari agensinya. Semuanya akan berakhir." ucap Edwart frustasi. "Udah, sekarang lebih baik kamu tenang dulu. Aku akan pikirkan cara gimana bisa lepas dari dia. Dan kamu tidak akan pernah terlibat lagi skandal dengannya." "Maksud kamu gimana? Apa karirku jauh akan lebih baik jika aku pacaran dengan kamu?" tanya Edwart meninggikan suaranya. Ira menyandarkan tangannya di pundak Edwart. Mengusap dadanya menggoda. "Tidak ada hal yang tidak mungkin bagiku. Atau aku perlu rayu ceo itu?" "Jangan gila!" Edwart menepis tangan Ira. Mendorong tubuhnya sedikit menjauh darinya. "Kamu kenapa?" tanya Ira. "Apa kamu cemburu?" "Aku gak suka kamu merayu laki-laki lain." ucap Edwart. "Hanya merayu. Tidak akan tidur dengannya. Lagian aku juga hanya tidur dengan kamu." ucap Ira. "Beneran?" Edwart menatap ke arah Ira. "Iya.. Sekarang kamu tenang, ya. Aku akan selesaikan semuanya. Jadi kamu tinggal kerja seperti biasanya." jelas Ira. Menyandarkan kepalanya di pundak Edwart. "Baiklah!" Edwart mengecup bibir Ira sekilas. "Oh, ya. Bukanya kamu akan beradegan film dengan Felista?" tanya Ira pada Edwart. "Iya… Wanita cantik itu akan beradegan hot denganku." goda Edward. Memegang dagu Ira. "Ya, udah." ucap Ira memalingkan wajahnya. "Udah, jangan cemberut terus. Lagian fak ada adegan kecupan sama sekali dengannya. Itu film action. Jadi ya, lebih banyak action. Kalau kecupan dikit juga gak masalah." ucap Edwart. "Jangan cemburu gitu." lanjutnya. "Aku gak cemburu." gumam Ira. "yang penting kamu tidak dengan Ana." Mendengar kata Ana. Edwart terdiam lagi. Pikirannya mulai kacau. Gimana jadinya jika Ana menghancurkan semuanya. "Dia tidak akan bisa menghancurkan karir kamu. Tenang saja." "Tapi bagaimana kalau dia melihat kita tadi. terus menyebarkan ke media. Pasti akan membuat heboh nanti dan karirku akan terancam." ucap menggebu Edwart. Ira tersenyum tipis. "Gimana bisa? Memangnya dia punya bukti apa? Foto? Atau hanya sebuah ucapan." "Kenapa kamu malah santai seperti itu." Kamu jangan khawatir. Aku bisa membereskan semuanya. Kamu memang tahu aku artis baru. Tapi belum tahu siapa orang tuaku. Aku bisa membayar orang untuk menculik dia. Atau hanya ingin membuat reputasinya juga hancur." gumam Ira dengan tatapan kosong menatap ke dinding depannya dengan wajah kosong.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN