"Kau benar benar akan keluar? Kau harus bilang pada mereka." Bard menggeleng. Pria itu bertekad keluar, menembak para orang orang suruhan pria tua yang di bencinya itu. Benar benar. Ia tak menyangka jika ayahnya sangat bertekad mencarinya sampai sampai di markas Mafia nya sekarang pun sudah di kepung. Bard melangkah pelan, di elusnya pipi bayi mungilnya itu. Lalu diciumnya kening Nadia lama. "Aku akan kembali." ujar Bard mengelus pelipis Nadia. Lalu Bard berjalan melangkah ke ranjang satunya, mengecup pipi Elena. "Aku akan memberinya pelajaran El." ujar Bard lirih. Damien hanya diam. Dalam hatinya juga tak rela jika Bard pergi. Tak akan ada yang suka dengan perpisahan. Namun, Damien juga sadar. Harus ada yang berkorban. "Jika aku bilang, mereka tak akan menyetujui nya. Aku me