Bab 24 - Pacaran Setelah Menikah Setelah semalaman ngobrol dengan Hafidz. Rasanya hati Habibah terasa tenang. Hafidz bukan tipe suami yang mengekang istrinya. Bahkan Hafidz selalu mendukung apa yang istrinya inginkan. Habibah baru tahu kalau perusahaan yang Hafidz rintis itu sedang mengalami krisis. Pasti berat sekali, menikah dalam keadaan perusahan yang sedang krisis seperti ini. "Kamu enggak akan tinggalin mas, kan? Kalau seandainya mas bangkrut," tanya Hafidz dengan wajah tertunduk. "Enggak lah mas, masa iya aku tega ninggalin mas saat mas terjatuh. Harta itu hanya perhiasan dunia. Kalau hilang, ya cari lagi. Habibah yakin kok, kalau kita bisa melewati semua ini. Semoga saja cepat menemukan investor yang cocok. Aku cuma bisa berdo'a aja," sahut Habibah. "Makasih ya, sayang. Kamu e