Kamal merasa sedikit pusing saat ini. Kata-kata yang di lontarkan Hanin kemarin sore masih menempel di pikiran, dan hatinya saat ini. Nggak mungkin lah Hanin bisa melupakan dirinya secapat itu. Hanin juga tidak boleh sudah melupakan dirinya. Apa gunananya ia menikah dengan Maria yang cacat kalau Hanin tidak merasa cemburu? Nggak ada gunanya. Dan juga selama beberapa bulan terakhir ini, Kamal mencoba menutup mata, dan telinganya melihat Hanin yang abai, dan terkesan menatap sinis, dan remeh secara diam-diam kearah dirinya, dan Maria yang sedang bermesraan. Tidak ada kilat sedih, dan cemburu dari kedua mata Hanin. Kamal nyaris tak melihatnya akhir-akhir ini. Padahal Kamal masih menginginkan Hanin terluka, dan merasa sakit hati sesakit-sakitnya. Sebenarnya dengan memisahkan Hanin