Bab 62 | Dia yang Paling Merana

2565 Kata

Langkah Dipta sangat gontai meninggalkan semua keluarganya menuju ke kamarnya, begitu pintu tertutup, air matanya kembali jatuh, dia memukul-mukul dadanya dengan kuat dan isak tangisnya kembali terdengar. Dengan tertatih mencapai ranjangnya dan meringkuk di sana dengan begitu menyedihkan. Isakannya terdengar semakin menyayat hati, hatinya terlampau hancur, dan kini dia harus menghadapi luka itu sendirian, ditinggalkan oleh wanita yang menjadi sumber kebahagiaannya karena wanita itu juga sama terlukanya. "Maaf ...." Bisik Dipta menggigit bibirnya dan menekan dadanya yang terus berdenyut sakit. Lalu saat denyutan sakit itu justru semakin menjadi dia memukul-mukul dadanya dengan kuat. "Apa yang harus kulakukan sekarang, sayang? Aku hilang arah tanpa kamu." Bisik Dipta lagi, air matanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN