Pulang bekerja, Alvaro dikejutkan dengan apartemennya yang berantakan. Semua barang-barangnya berserakan di lantai. Sofanya sobek dan pakaiannya tergelatak berantakan di ranjangnya. Alvaro mengetahui siapa yang berani mengacak-acak kamarnya ketika melihat tulisan menggunakan lipstik di kaca lemarinya.
Mati saja kau, Alejandra Sialan!
Sudah pasti Merissa yang melakukannya. Laki-laki itu pun hanya bisa mendesah panjang. Rasa marah yang hampir keluar, kini tertahan karena rasa bersalahnya pada perempuan itu. Sebelumnya, saat memutuskan perempuan, Alvaro tak pernah merasa tak enak seperti sekarang. Tapi entah kenapa, Alvaro tak bisa melupakan tatapan Merissa padanya tadi pagi. Tatapan terluka dan penuh kekecewaan perempuan itu padanya.
Bagaimana jika suatu saat - Natali menatapnya seperti i
