9- Ketahuan

1628 Kata
Selamat Membaca Jam kerja telah selesai. Leo berniat bicara dengan Salma. Dert Dert Terdengar suara nada dering ponselnya, dia tau itu dari isterinya, Fira. "Iya Fir ada apa? Tumben nelpon jam segini?" Leo merasa heran. " Kamu udah pulang?" tanya Fira lembut. "Baru keluar," jawabnya dengan bibir tersenyum, senang diperhatikan istri. "Aku rindu, langsung pulang ya," suara Fira terdengar manja di telinga Leo. Membuat Leo, semakin senang. "Iya, aku langsung pulang ko," senyumannya semakin lebar. Rasanya, Fira jadi sangat perhatian sekarang. Membuat Leo sangat bahagia. " Aku dan Tiara menunggumu mas," terdengar suara lembut Fira dengan nada manja. " Sampai ketemu di rumah titip sayang untuk Tiara." Leo mengakhiri obrolan dengan bibir tersenyum. Tut Tut Setelah itu Leo menutup panggilannya. Dia bergegas pulang ke rumahnya, dia jadi lupa untuk menemui Salma dulu. Rumah Leo Leo sampai di rumah sekitar jam lima sore. (POV Leo) "Papaaa! Papa pulang horeee!" teriak Tiara dengan senangnya. Aku makin sadar, kalau selama beberapa bulan terakhir ini telah mengabaikan putriku sendiri. Biasanya, aku akan pulang ke rumah antara jam sembilan atau sepuluh malam. Aku mampir ke rumah kontrakan Salma dulu. Elin, puteri Salma lah yang selalu menyambutku. Sedangkan, saat aku pulang ke rumahku Tiara sudah terlelap di kamarnya. Bahkan, Salma sudah mengajari Elin untuk memanggilku papa. "Iya sayang, papa udah pulang." Kugendong Tiara dan kudekap erat penuh sayang. Aku melihat Fira menatapku dengan mata berkaca-kaca dari ambang pintu. Sepertinya dia terharu melihat Tiara dan aku. (POV Fira) Saat terdengar suara deru motor mas Leo, Tiara langsung berlari dengan penuh semangat. "Papaaa! Papa udah pulang horeee! Anak itu begitu bahagia bisa menyambut kepulangan papanya. Aku pun merasa sangat terharu, ini adalah momen pertama setelah lebih dari satu bulan mas Leo selalu pulang malam. Mungkin, dia selalu mampir dulu ke rumah selingkuhannya itu. Teringat hal itu, hatiku kembali sakit. Apalagi, jika mengingat panggilan papa untuk suamiku dari anak selingkuhannya itu. Aku tak akan membiarkan Tiara kehilangan papanya, itulah janjiku! "Mas aku senang kamu pulang tepat waktu." Seraya ku cium punggung lengan suamiku. Suamiku mengusap puncak kepala ku lembut, membuat ku merasa di sayang. Kami masuk rumah, kututup pintu dulu. "Mas mau makan dulu atau mandi dulu?" tanyaku. "Mandi dulu biar seger," jawab mas Leo, dia mendudukkan Tiara di kursi di ruang keluarga yang merangkap ruang tamu itu. "Papa mandi dulu ya sayang." Mas Leo bicara lembut penuh sayang pada Tiara. "Iya, jangan lama ya papa! Nanti temenin Tia main ya," celoteh Tiara penuh harap. "Oke, papa janji temenin kamu main nanti," jawab mas Leo dengan semangat. Aku tersenyum melihat kedekatan mereka lagi, bahagia rasanya. Semoga saja ini adalah pertanda baik untuk rumah tangga kami. Semoga saja mas Leo meninggalkan selingkuhan nya itu. Itulah do'aku! (POV AUTHOR) Selesai mandi, Leo berkumpul dengan Fira dan Tiara di ruang keluarga. "Makan dulu mas!" ucap Fira lembut. "Disini aja makan nya, sambil nonton TV." jawab Leo, bibirnya tersenyum manis. Membuatnya semakin terlihat tampan. Pantas saja Salma sampai tergila-gila pada Leo. Sudah tampan, pembawaannya hangat dan lembut. Membuat kaum hawa klepek-klepek. Fira pun beranjak ke dapur dan mengambilkan nasi, dengan lauk berupa sop ayam, tempe goreng, sambal, dan kerupuk. Hanya menu sederhana, karena Fira biasa berhemat. Leo bukanlah orang kaya raya, dia hanya mengandalkan gajinya dari kantor. Itupun, Leo hanya memberikan separuh gajinya pada Fira. Karena, separuhnya Leo pakai untuk menyenangkan Salma dan anaknya Salma. Untuk sekedar poya-poya dan memboking kamar hotel. Hanya untuk melakukan perbuatan terlarang yang di benci Alloh. Melihat makanan sederhana itu, membuat Leo kembali menyesal. Karena, hanya memberikan uang belanja kurang dari setengah gajinya. Dia pun makan dengan lahapnya. "Terimakasih, masakan mu selalu enak." Leo tersenyum. "Terimakasih pujian nya mas," jawab Fira dengan senyum juga. Habis makan, Leo menemani Tiara bermain hingga anak itu lelah. Rumah Salma Salma uring-uringan, marah kepada Leo. "Aku tak mau kamu meninggalkan aku mas!" Gerutunya dengan marah. Prang Salma membanting gelas yang di pegang nya. Untung saja saat ini Elin anaknya sedang tidak ada dirumah. Tadi pengasuhnya, yang juga tetangga nya itu menelponnya. Kata pengasuh nya, Elin mau menginap di rumah nya. Rumah pengasuhnya memanglah tidak terlalu jauh. Hanya terhalang sekitar lima rumah saja dari rumah Salma. Salma melirik jam dinding, di lihatnya menunjukkan pukul satu dini hari. Salma mengetikkan sebuah pesan untuk Leo. "Kalau kamu gak datang sekarang juga, aku bakalan bunuh diri!" send Salma menunggu balasan dari Leo. Rumah Leo Leo kebetulan belum tidur, karena sedang banyak pikiran. Memikirkan cara mengakhiri hubungan gelapnya dengan Salma. Ting Terdengar nada notifikasi pesan dari Salma ke ponselnya. Pesan dari Salma, "kalau kamu gak datang sekarang juga, aku bakalan bunuh diri! Leo bingung, dia takut Salma bukan cuma menggertak nya. Dia takut Salma benar-benar bunuh diri. Dan dialah nantinya yang akan di salahkan. Leo segera memeriksa Fira yang terlelap di sampingnya. Sepertinya, Fira sudah sangat nyenyak tidurnya. Dengan langkah setengah menjinjit, Leo melangkahkan kakinya pelan agar tak bersuara. Ceklek Leo membuka pintu kamarnya. Dengan cepat dia berjalan menuju pintu belakang. Dia menuju garasi motornya, dan mengeluarkan motor tanpa suara. Dengan sengaja, Leo menjalankan motor tanpa di nyalakan dulu. Supaya tidak menimbulkan kebisingan di malam hari. Yang akan membuat Fira terbangun dan tetangga curiga. Barulah setelah memasuki jalan raya, dia menghidupkan mesin motornya. Setelah cukup jauh, Leo menepikan motor nya untuk menelpon Salma dulu. Dert Dert Pada dering pertama Salma langsung menerima panggilannya. "Kamu dimana?" terdengar suara Salma dengan lirih dan diiringi sesenggukan, tanda habis menangis. "Jangan bertindak bodoh kamu! Tunggu aku sedang di jalan!" Tut Tut Leo mematikan sambungan telephonnya, lalu kembali melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Rumah Leo Fira menggeliat, dan meraba-raba tempat tidur nya. Kosong Fira membuka matanya Mengedarkan pandangannya ke segala arah di dalam kamarnya. Kosong Leo tak ada di sana. Turun dari tempat tidur nya menuju kamar mandi, memeriksa mungkin saja Leo di sana. Kosong Leo juga tak ada di sana. "Kemana kamu mas? Apa kamu kerumah selingkuhan mu itu? Jika itu benar sungguh keterlaluan kamu mas!" Fira menitikkan air matanya cukup deras. Dia pikir suaminya sudah berubah, jika melihat banyaknya perubahan sikap nya beberapa hari ini. Tapi sepertinya dia salah! Fira masuk ke dalam kamar Tiara, memeluknya erat dan tertidur di sana dalam kesedihan dan derai air mata. Rumah Salma Leo berhenti di depan rumah kontrakan Salma. Dia segera menuntun motor nya dan mengetuk pintu. Tak ada jawaban, tapi pintu langsung terbuka. Tampak Salma berdiri dengan mata sembab dan sorot mata sayu nya. "Mas! Jangan tinggalkan aku! Hik hiks." Salma memeluk Leo erat. Leo membalas pelukan Salma, dia tidak tega. "Mas motornya di masukkan dulu!" ucap Salma. Tak perlu lama-lama, Leo langsung menuntun motor nya masuk ke rumah Salma. Ceklek Salma menutup dan mengunci pintu. "Ayo mas!" Salma memeluk lengan Leo membawanya ke dalam kamarnya. "Elin tidur dimana?" Leo celingukan mencari Elin anak Salma, saat sudah berada di dalam kamar Salma. "Dia lagi nginap di rumah pengasuhnya!" Tangan Salma dengan lincahnya membuka satu persatu kancing piyama Leo. Leo memang pergi tergesa-gesa dengan memakai piyama tidur lengan panjangnya, hanya di tambah jaket saja. "Sal jangan begini." Leo berusaha menepis tangan Salma. Tapi Salma tak peduli, dia terus memancing gairah Leo. Hingga Leo menyerah dan akhirnya mereka kembali melakukan hal terlarang. "Aku mencintaimu mas, jangan tinggalkan aku," ucap Salma lirih, usai adegan panasnya. "Tapi, aku gak bisa ninggalin Fira," jawab Leo tegas. "Baiklah, aku mengalah. Kamu tak perlu menceraikan dia, asalkan kamu selalu sama aku dan janji gak ninggalin aku." Lebih baik jadi istri kedua, daripada di tinggalkan pikir Salma. Leo hanya diam tak menjawab. Dia memilih memejamkan matanya. Tanpa sadar Leo ketiduran, karena lelah setelah percintaan nya dengan Salma. Salma tersenyum senang, dia memeluk erat suami orang. Terdengar suara adzan subuh berkumandang dari mesjid terdekat. Leo terbangun. " Sial ! Aku ketiduran, dan kesiangan! Fira pasti sudah bangun!" Dia melirik ke sampingnya, Salma masih terlelap. Dengan cepat Leo memakai piyamanya yang teronggok di lantai di dekat tempat tidur. Merapikan rambutnya dan memakai jaketnya. Lalu sepekan mungkin, menuntun motor nya keluar dari rumah Salma. Dia segera melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi setelah memasuki jalan raya. Sepanjang perjalanan pulang Leo gelisah, memikirkan alasan untuk membohongi Fira. Akhirnya, dia dapat ide cemerlang. Minta bantuan seseorang untuk meyakinkan isterinya itu. Rumah Leo (POV Fira) Terdengar deru mesin motor mas Leo. Aku sedang memasak untuk sarapan saat ini. Ceklek Terdengar suara pintu belakang di buka. Sepertinya, semalam ma Leo lewat pintu belakang. Buktinya, dia merasa yakin masuk lewat pintu belakang. Pastinya, dia sudah tau kalau tidak di kunci. Aku bisa mendengar dengan jelas suara langkah kaki suami ku yang menuju dapur. "Fir maap semalam mas pergi kerumah sakit menjenguk Edi, dia sedang sakit." Mas Leo tiba-tiba saja menjelaskan tanpa aku minta, aku yakin dia sedang bohong. Ku hentikan sejenak aktifitas menggoreng ku. Ku matikan kompor, dan aku berbalik menatap suami ku. Aku lihat dari ujung rambut hingga ujung kaki nya. "Buka mas jaketnya!" ketusku. Dengan cepat mas Leo membuka jaketnya. Aku tersenyum sinis. "Di rumah sakit pasti banyak nyamuk, ya mas?" tanyaku mengejek. "Iya pasti itu, kenapa menanyakan itu?" Sepertinya mas Leo belum sadar maksud ku. "Ini loh mas keliatan banget, banyak tanda merah seperti bekas kecupan sayang!" Aku sudah tidak bisa lagi memberi toleransi. Diam cukup lama, hanya membuat hatiku gerah kepanasan! Bahkan, aku menunjuk beberapa tanda di lehernya itu. "Satu!" "Dua!" "Tiga!" "Empat!" "Wah, wah. Ada empat bekas gigitan nyamuk nya. Ini baru di leher loh mas! Aku yakin di tempat lain nya pasti lebih banyak lagi!" Aku menyeringai marah! Aku berusaha tegar! Yang sebenarnya aku sangat ingin menangis saat ini! (POV AUTHOR) Leo terkejut mendengar perkataan Fira. "Sa sayang!" Leo terbata-bata. Dia panik mendengar perkataan Fira. Dia yakin saat ini Fira sudah curiga, apalagi sudah menemukan jejak perselingkuhannya semalam. "Salmaaaa! Sialan kamu! Apa kamu sengaja buat tanda merah sebanyak ini agar Fira tau hubungan kita! Bodoh kamu!" Leo berteriak dalam hati. "Heh! Kenapa Mas? Kamu bingung mau bohong apa lagi?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN