Malam menunjukkan pukul 8, namun Ben sama sekali tidak keluar dari kamarnya, sedangkan makanan sudah disiapkan olehnya. Evalinda merasa sangat bersalah, meski ia terkadang tidak bisa menjelaskan, namun hatinya ingin sekali mengatakan siapa dirinya. Evalinda sudah menyelesaikan pekerjaannya, namun ia tidak melihat Ben sejak tadi, Ben mengurung dirinya di kamar. Evalinda lalu melangkah menuju kamar Ben, dan tidak melihat apa pun di dalam sana, karena tirai tertutup sangat rapat dan tidak ada sela untuk mengintip. Evalinda menghela napas halus dan memberanikan diri mengetuk pintu. Evalinda melakukannya beberapa kali dan sesaat kemudian, pria dari dalam sana keluar. Evalinda mendongak, menatap wajah Ben, pria yang ia khawatirkan sejak tadi. Evalinda tidak tahu bagaimana caranya untuk mengek