“Jadi, begitu ceritanya?” tanya Terry kepada Evalinda yang masih di rumahnya. Evalinda menganggukkan kepala. “Aku tahu bagaimana pahitnya itu. Yang kamu cintai siapa dan kamu akhirnya bersama siapa. Tidak bisa bersama dengan seseorang yang kamu cintai atau didambakan memang rasanya sangat menyesakkan. Tapi mau bagaimana lagi, semuanya akan berjalan sesuai takdir masing-masing. Kamu pun akan segera menemukan takdir cintamu sendiri dan bersama dengan orang yang lebih baik,” kata Terry menepuk pundak sahabatnya, memberikannya kekuatan lewat tepukannya yang saat ini terasa lembut. Evalinda menundukkan kepala dan menyeka airmatanya, ia memang wanita yang cengeng, sejak dulu ia sering menangis, namun cepat melupakan setelahnya. “Rasanya mungkin menyedihkan ketika kamu tidak bisa bersama deng