Tatapan wanita itu masih begitu kosong dan putus asa, tubuhnya terasa remuk redam, hatinya kalut memikirkan bagaimana selanjutnya ke depan, kemana pun dia berlari, rasanya semua adalah jalan buntu, Kern dan Peter telah memblokade semua jalannya. Dia benar-benar terikat kuat dengan keduanya.
“Je ... Kau di mana?” panggilan Christy dari luar membuat Jeslyn menyunggingkan senyum tipisnya, walau hal itu kembali menimbulkan perih karena ujung bibirnya yang terluka, mungkin sobek, Jeslyn tidak tahu, bahkan dia juga tidak tau seburuk apa semua luka di tubuhnya.
‘”Je,” panggilan Christy semakin terdengar jelas, disusul dengan bunyi pintu kamar yang terbuka juga derap langkah yang mendekat padanya, Jeslyn hanya tersenyum tipis pada Christy. “Ya Tuhan, Je. Apa yang terjadi dengan wajahmu?” C
