Aline merasa terkejut saat pintu kamar itu ditendang dengan sangat keras dan saat pintu terbuka, berdirilah pria tampan yang wajahnya sudah memerah karena terbakar oleh api amarah.
Aline terkejut dengan kedatangan Aldo yang tiba-tiba, dia langsung berusaha melepaskan diri dari pelukan Darren yang masih memeluknya dengan erat.
"Ehh, Al! Kenapa kamu ada disini?" Tanya Aline, didalam hatinya dia ketakutan, takut Aldo marah padanya tapi saat mengingat semua pengkhianatannya, perasaan itu hilang begitu saja.
Aldo merasa terkejut saat melihat itu semua, Aline tidur dengan pria lain dan pria yang dia lihat saat ini berbeda dengan pria yang membawanya dari Club'.
Aldo menatap tajam kearah pria yang masih memeluk Aline dari belakang.
Keduanya sedang dalam keadaan tidak memakai apapun, hanya selembar selimut yang menutupi tubuh keduanya.
Setelah menatap sebentar kearah Darren, Aldo melihat kearah Aline yang terlihat banyak bekas tanda cinta yang tertinggal di leher dan tulang selangkanya.
Darren mengepalkan tangannya dan membayangkan seberapa panasnya mereka saat bercinta.
Api amarah semakin membakar hatinya dan rasa jijik kini mulai dia perlihatkan kepada Aline.
"Aline! Apa yang kamu lakukan? Ka-kamu …," Aldo menghentikan ucapannya, suaranya seperti tersedak di tenggorokannya.
Rasa sakit mulai menjalar di seluruh hatinya dan sekarang tahu bagaimana rasanya sakit hati saat dikhianati.
Aline tidak beraksi sama sekali, hati dan cintanya sudah mati.
Dahulu saat Aldo cemburu dan hendak marah, Aline langsung berusaha untuk menenangkan dan menjelaskan semuanya, membuat Aldo mengerti dan tidak pernah ada kesalah fahaman diantara mereka.
Tapi kali ini, Aline hanya diam dan menatap dingin kepada Aldo.
"Al, kenapa kamu disini? Bukankah ini malam pertama kamu dengan istri baru kamu?" Ucap Aline dengan suara dingin dan tanpa ekspresi.
Darren yang masih memeluk Aline hanya tersenyum tipis.
Dia masih memantau dan ingin tahu, ada masalah apa antara wanita yang berada didalam pelukannya dengan pria yang berdiri tepat didepan mereka. Dan satu fakta baru yang dia temukan, wanita didalam pelukannya ternyata bernama Aline.
Mendengar ucapan Aline, Aldo hanya bisa mengepalkan tangannya, dia tahu jika Aline sangat marah padanya tapi apa yang dia lakukan saat ini, tidak bisa dia maafkan.
"Iya, tapi aku hanya memikirkan kamu Aline! Aku mengkhawatirkan kamu! Tapi ternyata kamu malah berbuat hal yang menjijikan semacam ini bersama pria murahan semacam dia? Aline, berapa banyak kamu membayar pria ini? Ckckck … hanya karena memiliki paras tampan saja dia berani menjual dirinya!" Ucap Aldo, dia menatap hina kearah Darren.
Darren ingin tertawa mendengar kata-kata Aldo.
Karena paras tampannya jadi dia di cap gigolo oleh pria yang dipanggil Al itu.
Aline menoleh kearah Darren dan melihat ekspresinya.
Aline takut pria yang memeluknya marah dan melakukan sesuatu yang aneh.
Namun saat dia melihat ekspresi Darren yang terlihat tersenyum membuat Aline merasa lega.
"Hhmm … terserah apa yang kamu katakan Al. Kamu jauh lebih menjijikan daripada aku! Hahaha … aku lebih baik bercinta dengan dia daripada dengan pria munafik seperti kamu! Kamu jauh lebih menjijikan Al! Sangat menjijikkan!" Teriak Aline, dia menahan air matanya.
Dia berusaha untuk tidak menangis didepan Aldo.
"Aline, lebih baik kita pulang dan renungkan semua kesalahan kamu!" Teriak Aldo yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya.
Aline tertawa, dia ingin pergi dari rumah itu, mana mungkin dia ingin kembali.
"Hahahaha, pulang? Pulang kemana Al? Ke rumah kamu? Melihat kamu dan istri baru kamu bermesraan didepan mata aku?" Ucap Aline yang merasa jika dia sedang dianggap Seperti orang bodoh di mata Aldo.
Aldo terdiam, dia mengepalkan tangannya. Dia ingin menyeret tubuh Aline yang sudah disentuh oleh pria menjijikkan yang masih memeluknya dan membersihkan jejak pria itu dari seluruh tubuh Aline.
Aline tersenyum mengejek.
Dia menoleh kearah pria tampan yang berada dibelakangnya dan tiba-tiba mencium bibirnya dengan tiba-tiba.
Darren merasa terkejut dengan aksi Aline yang membuat detak jantungnya berdetak dengan cepat.
Dia sudah menikmati bibir ini dan membuat candu didalam dirinya, lalu kini dia mendapatkannya lagi dan langsung dari inisiatif Aline sendiri bukan dari dia yang memulainya.
Darren langsung tersadar saat Aline hendak melepaskan bibirnya dan dia langsung menekan kepalanya dan memaksa Aline untuk kembali menempelkan bibirnya.
Aline merasa terkejut tapi demi membuat Aldo semakin marah dia pun melakukannya.
Bibir mereka saling bertemu. Aline membuka mulutnya dan Darren langsung menyambutnya dengan senang hati.
Mereka saling menghisap dan melumat satu sama lainnya dan menganggap jika dunia ini hanya milik mereka berdua dan Aldo yang berdiri tepat didepannya tidak mereka pedulikan sama sekali.
Aline merasakan ciumannya bersama Darren terasa berbeda. Darren begitu ahli dalam berciuman bahkan bisa membuat dirinya merasa sudah hampir lepas kendali untuk tidak mendorong tubuh Darren terlentang diatas tempat tidur.
Emosi Aldo semakin meledak-ledak.
Dia berjalan mendekati mereka dan hendak menarik tubuh Aline yang masih sibuk berciuman dengan Darren.
Namun tangan Aldo ditahan oleh Darren dengan tangan sebelahnya dan akhirnya dia harus melepaskan bibir Aline walaupun dia merasa tidak rela.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Darren sambil menggenggam erat tangan Aldo.
"Ingin membawa pulang istriku!" Teriak Aldo, dia menatap tajam kearah Darren dengan tatapan membunuh.
Darren pun sama, dia tidak mau melepaskan wanita yang sudah membuatnya merasakan sensasi berbeda dengan wanita lainnya.
"Istri? Dia istri kamu?" Tanya Darren dengan nada dingin dan melihat kearah Aline yang masih berada didepannya.
Iya, dia istriku! Lalu memangnya kenapa? Kamu hanya pria murahan yang hanya menjadi teman tidurnya malam ini, setelah ini. Aline kembali ke statusnya yang asli, yaitu istri pertama dari Also kartawijaya."
Aline tertawa mengejek mendengar ucapan Aldo.
"Hahaha, istri? Sejak kapan aku masih istri kamu Al? Apakah kamu sudah melupakannya dengan apa yang aku katakan, hhhmm …?" Ucap Aline, dia langsung memeluk tubuh Darren dan berpura-pura ingin bersamanya padahal Aline tidak mengenal pria ini sama sekali.
"Hhhmm, sayang! Aku ingin bersama kamu malam ini dan aku tidak mau disentuh oleh dia, kamu mau kan bersama aku?" Ucap Aline dengan nada suara manja.
Mendengar itu, mata Darren langsung menyala karena memang dia ingin bersamanya dan bila perlu membawanya pulang dan menguncinya agar tidak pergi lagi.
"Tentu saja baby, aku akan memuaskan kamu!" Jawab Darren yang merasa hatinya semakin gembira karena Aline sendiri yang mengajaknya.
Darren merasa semakin marah.
Dia menarik tangannya dan hendak menampar wajah cantik Aline namun Darren mendorong tubuhnya dan berteriak, "pria macam apa kamu? Beraninya ingin menyakiti seorang wanita?!"
Aldo tertawa sinis, dia benar-benar sudah merasa jijik dengan Aline, dia sangat mencintainya dan bahkan dia akan memaafkan Aline asal dia mau membujuknya dan menjelaskan semuanya seperti yang mereka lewati selama tiga tahun ini.
Tapi nyata nya? Aline malah membuat semuanya semakin runyam.
"Aline, kamu benar-benar sudah menjadi w************n, aku kecewa sama kamu Aline!" Teriak Aldo dia menendang tempat tidur itu hingga terasa getarannya oleh Darren dan Aline.
Aline merasakan perih didalam hatinya, ini pilihannya dan dia harus menerimanya.
"Terima kasih pak Aldo yang terhormat, jadi kapan anda akan menceraikan aku?" Ucap Aline dengan kalimat menantang.
Aldo mengepalkan tangannya dan masih menahan semua amarahnya.
Saat Aldo hendak membuka mulutnya.
Nyonya Merry datang dan berpura-pura berteriak karena terkejut.
Padahal didalam hatinya, dia merasa sangat senang karena rencananya berhasil dan didalam pikirannya Darren adalah pria yang dia suruh untuk memperkosa Aline.
"Astaga! Aline apa yang kamu lakukan? Kamu … kamu sudah merusak nama baik keluarga kami, kamu sangat memalukan Aline!" Teriak nyonya Merry dan dia membuat seolah-olah Aline benar-benar sangat bersalah dalam hal ini.
Aldo hanya menunduk. Rasa sedih dan kecewa menjalar ke dalam hatinya. Akhirnya dia bisa merasakan apa yang Aline rasakan saat dia tahu jika dirinya sudah berselingkuh dengan Meta.
Nyonya Merry mengeluarkan sebuah Map kuning yang berisi tentang surat cerai.
"Aline, kamu sangat menjijikkan, keluarga kami tidak menerima wanita kotor semacam kamu! Sekarang lebih baik, kamu tanda tangani surat ini dan pergi sejauh-jauhnya dari keluarga kami!" Teriak nyonya Merry dan dia melemparkan surat cerai itu.
Perih …
Itulah perasaan yang dia rasakan saat ini, akhirnya dia berpisah dengan Aldo dan hatinya, sebenarnya sangat enggan.
Dia dahulu sangat mencintainya tapi sekarang, dia sangat membencinya.
Dengan tangan tangan yang bergetar, Aline membuka map itu dan tanpa dia membaca dulu, Aline langsung menandatanganinya dan melemparkan map itu ke lantai.
"Aku sudah menandatanganinya, mulai saat ini aku bukan istri kamu lagi Al dan kita tidak memiliki hubungan apapun lagi!" Ucap Aline, dia berusaha menahan air matanya dan tidak mau terlihat didepan Aldo dan nyonya Merry.
"Karena semuanya sudah jelas, lebih baik kalian pergi dari sini sekarang juga!" Ucap Aline dengan nada memerintah.
Berakhir …
Hubungannya dengan Aline akhirnya berakhir.
Aldo menitikkan air matanya dan dia langsung pergi meninggalkan kamar itu dan membanting pintu itu d dengan keras.
Meninggalkan kembali Aline dan Darren berdua didalam kamar itu.