Chapter 9

1661 Kata
Angel tengah mencuci piring bekas ia makan dengan Mike tadi. Sedangkan Mike segera masuk ke dalam kamarnya guna mengganti pakaian menjadi pakaian kerja. Ia akan ke rumah sakit lebih awal. Sebelum melakukan operasi, Mike ingin mendekatkan diri dulu pada anak yang akan ia operasi nanti. Sedangkan Angel yang sudah selesai beres-beres, segera berlari ke ruang Tv untuk mengambil tasnya, mengeluarkan sticknot di sana dan mencabutnya selembar setelah sebelumnya ia menulis pesan singkat. Angel berjalan menuju pintu keluar, menempelkan sticknot itu di pintu Mike bagian dalam. Berharap Mike akan langsung melihatnya jika pria itu keluar apartemen. Setelah pekerjaannya dirasa rapi, Angel langsung keluar dari sana dan bersiap menemui Amanda untuk menceritakan semuanya. ***** Mike baru saja keluar kamar saat ia tak melihat lagi keberadaan Angel di apartemennya. Bahkan Mike sampai memanggil gadis tersebut, namun tak ada jawaban. "Dasar Jaelangkung." ucap Mike. Mike meraih kunci mobilnya yang ia letakkan tadi di samping lemari TV. Dengan sedikit terburu-buru, Mike berjalan menuju pintu keluar, namun langkahnya terhenti saat netranya menatap sebuah Sticknote tertempel menutupi celah kecil yang menghubungkan akses kamera ke luar. Mike membaca tulisan yang ditulis begitu rapi dan penuh hiasan itu dengan seksama, dan sedetik kemudian, Mike mengulas senyum tipis, bahkan sangat tipis. "Dasar gadis gila..." ucap Mike tak mengerti. Mike memasukkan stickynote itu ke dalam kantong jas dokternya. Dan keluar dari apartemen tersebut menuju rumah sakit. Sampai jumpa lagi Mas Dokter tampan. Selamat beraktivitas. Salam sayang dari pacarmu, Angel yang saaaaaaangat cantik. Hehehehe ***** Siang ini mentari tampak begitu bahagia. Seperti suasanan hati yang kini tengah dirasakan seorang gadis. Siapa lagi kalau bukan Angel. Bahkan gadis itu masih senyum-senyum sendiri di sebuah cafe yang berada di sebuah Mall ternama di kota itu. Amanda yang memperhatikan Angel sedari tadi hanya meringis takut. Pasalnya sahabatnya ini sudah seperti orang gila. Apa seperti ini sikap gadis labil yang baru jatuh cinta? "Wajah lo mengerikan Ngel." ujar Amanda jengah. Angel menatap Amanda kesal. "Apaan sih Lo! Terserah gue...!" "Tapi apa yang lo lakuin sekarang ini bikin lo udah macam orang gila. Senyum senyum sendiri. Kurang kerjaan banget sih lo!" ucap Amanda lagi. "Biarin. Hari ini gue mau tunjukin ke orang-orang kalau gue lagi bahagia." "Yaelaah, bikinin makanan doang. Ampe segitu bahagianya..." "Walaupun cuma makanan, itu berharga banget Amanda. Dan sebenarnya Mas Dokter itu suka, cuma jaim aja. Lo bisa perhatiin wajah jaimnya. Ya Tuhaaan, polos banget tahu nggak.." Angel berceloteh dengan semangatnya. Seolah ia lupa tujuan awalnya mendekati Mike itu bukam untuk serius. "Ya terserah lo sih. Yang penting lo nggak lupa, kalau tujuan awal lo deketin dia itu buat apaan. Jangan sampai lo nyesel dibelakang kalau udah bawa perasaan." "Tenang Amanda. Gue nggak lupa kok. Cuma ingin menikmati permainan aja. Menyenangkan soalnya." "Gue cuma bisa berharap lo nggak kecewa nantinya." "Nggak bakal. Hehehe." Amanda menatap Angel dalam. Entah kenapa gadis itu bisa merasakan kalau nanti Angel akan sangat-sangat terluka dan terpuruk. Akan ada air mata dikedua pihak setelah ini. "Ngel?" "Hm?" "Lo stop aja gimana?" tawar Amanda sedikit ragu. "Stop maksudnya? Berhenti? No! Gue nggak mau dibunuh Iqbal." "Tapi kalau nanti..." "Udah Amanda. Lo tenang aja. Biar gue yang atur semuanya. Yang jelas tujuan awal kita apa? Ya jalanin itu. Hehehe." Amanda terdiam, "Ya udah. Terserah lo aja. Gue nggak ikutan kalau nanti lo kenapa-napa." Angel tak menjawab. Ia malah kembali fokus pada layar ponselnya yang menampilkan foto Mike sedang makan es krim. Sementara itu di rumah sakit, Mike baru saja keluar dari ruang operasi. Sebenarnya operasi Mike kali ini yaitu amputasi kaki gadis kecil korban kecelakaan itu, namun satu jam sebelum operasi, Mike mencoba mempelajari kembali dan ternyata masih ada syaraf hidup di sana. Jadilah Mike tak melakukannya. Namun tetap operasi yang Mike lakukan cukup berat. "Suster, nanti kalau Delia sudah bangun, beri dia obat pereda sakit. Saya yakin dia akan berteriak kesakitan saat ia sadar." perintah Mike pada salah seorang perawat yang ikut membantunya di dalam. "Baik dokter Mike." jawabnya. "Kabari saya jika terjadi sesuatu.!" "Siap dokter." Setelah mengakhiri ucapannya, Mike segera berjalan menuju ruang direktur di rumah sakit, yang juga menjadi ruangannya. Mike memutuskan untuk membersihkan diri. Untung di ruangannya ada kamar mandi, jadilah ia tak perlu pulang dulu untuk bersih-bersih. Mike membuka pintu kamar mandi kantornya, namun langkahnya terhenti saat ponselnya berdenting. Melihat nama yang tertera, membuat Mike mengernyit tak percaya. "My Love Angel?" ujar Mike bingung. Mike menekan tombol buka pesan, dan langsung menatap horror pesan yang masuk. Selamat siang Mas Dokter yang tampan, bagaimana operasinya? Berhasil kan? Aku yakin kamu pasti berhasil. Mas Dokter itu pasti dokter yang hebat. Semangat Mas Dokter tersayaaang. Nanti akan aku buatkan lagi nasi goreng udang. Okey "Dapat dari mana ini gadis gila nomor gue?" tanya Mike tak percaya. "Dan apa-apaan dengan namanya. My Love Angel?? Waaah, dasar gila.!" Mike langsung memasuki akun kontak, dan mencari nama yang membuatnya jengkel. Dengan cepat Mike ingin menghapusnya namun jemarinya langsung terhenti saat jempolnya ingin mendekati tombol delete. Mike kembali menimbang, namun kewarasannya kembali muncul dan dengan cepat ia menghapus nomor Angel dari ponselnya. Ting! Satu pesan kembali masuk, dan masih dari orang yang sama. Namun kini namanya bukan My Love Angel lagi, melainkan hanya nomor saja. Mas Dokter, masih di sana kan? Jangan coba-coba hapus nomor aku.! Kalau nggak, kamu bakal terima akibatnya. Aku perkosa kamu.! WHAT? Dasar gadis GILA!!!!! Hanya itu balasan Mike. Dengan cepat ia mematikan ponselnya dan melempar ke atas sofa lalu kembali masuk ke dalam kamar mandi. ***** Angel mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagunya. Sembari melirik ke arah rak-rak buku yang ada di toko buku GR*MEDIA. Setelah tak mendapat balasan pesan lagi dari Mike, Angel langsung kembali memutar otak untuk membuat Mike jatuh hati padanya. Namun entah kenapa, Angel yang terkenal jenius, justru kehilangan ide dan mendadak bodoh. Dapat ide untuk ke Gr*media itu bukan hal sulit. Angel diberitahukan mbah google dan memerintahkan Angel untuk mencari buku "1001 CARA MENGGAET COWOK". Hahahah. Hebat bukan. Saat ide itu dibaca olehnya, tawa setan Angel segera keluar. Dan disinilah ia sekarang. Mata jernih Angel sibuk melirik ke sana kemari, menelusuri satu demi satu buku-buku tentang cinta namun belum juga menemukan buku yang ia inginkan. "Susah banget sih nyari ni buku." gerutu Angel. "Nyari apa?" Angel dikejutkan oleh suara seseorang dari arah belakangnya. Dengan cepat Angel membalik badan dan mendapati seorang pria tampan yang menggunakan jaket Denim berwarna hitam di belakangnya. Angel terpana melihat ketampanan sang pria. Bahkan dia lebih tampan dari Mike yang menurut Angel sudah sangat-sangat tampan. "Hey!" sapanya lagi yang berhasil membuat kesadaran Angel pulih. "Gue...nggak mungkin kan gue bilang mau cari buku penggaet cowok. Bisa runtuh pamor gue sebagai gadis cantik." ucap Angel yang tentu saja yang terdengar hanya kata 'Gue', karena selebihnya hanya tertuang di hatinya. "Gue apa?" "Eh itu. Gue lagi cari novel... Iya Novel.." jawab Angel gugup. "n****+ tentang? Kalau Romance di sana." ucap sang cowok sembari menunjuk rak khusus n****+ dan komik. Angel seketika dibuat salah tingkah. Ia seperti orang yang kepergok melakukan hal aneh. "Iya Mas.. Hehehe." dengan cepat Angel berlari meninggalkan posisinya tersebut, namun langkah Angel terhenti saat tangannya digenggam si cowok. "Gue Andra. Lo?" Angel melotot tak percaya. Apa ia baru saja diajak berkenalan oleh malaikat tampan?. "Angel." balas Angel yang langsung menjabat tangan Andra.  Andra mengangguk tanda ia paham. "Ya udah, gue bantuin cari novelnya ya.!" "Eh jangan!!" tolak Angel cepat. Ia akan malu besar jika ketahuan. "Kenapa? Kan bantuin teman. Kita teman kan?!" Lagi-lagi Angel ternganga tak percaya. Bulan apa sekarang? Bukan April kan? Berarti bukan April MOP. Tapi kenapa cowok ini ada di sini?. "Angel!" panggil Andra lagi. Cowok itu gemas melihat Angel yang suka termenung. "Ah Iya? Nggak usah dibantuin deh. Nggak apa-apa kok, gue cari sendiri aja." "Tapi...!" "Udah nggak apa-apa. Makasi ya atas bantuannya.!" Angel langsung keluar dari toko buku tersebut. Ia memutuskan untuk memesannya lewat mbah google saja. Siapa tahu ada. Kalau untuk saat ini,  ia memilih mengganggu Mike dengan caranya saja. Yaitu gedor-gedor apartemen Mike pagi-pagi buta. Angel sudah berada di mobilnya. Ia merebahkan sandaran kursi sedatar mungkin dan berbaring lelah. Setelah memastikan pintu mobilnya terkunci, Angel memutuskan untuk istirahat sejenak. Jujur saat ia ke rumah Mike tadi, ia beluk tidur sama sekali. Semalaman Angel sibuk menghayal bagaimana Mike yang bahagia menerima makanan darinya. Sudah seperti pengantin baru kan? Apalagi Angel yang harus ke pasar pagi-pagi buta membuatnya harus keliling sana-sini yang semakin membuatnya lelah. Tidur satu jam sepertinya akan bagus. Karena lelahnya, Angel tak mau ia ditangisi teman-temannya karena alami hal tragis. Angel memejamkan matanya, meletakkan lengannya ke wajah dan menutup wajah itu dengan tangan untuk menghalau cahaya yang masuk. ***** "Bagaimana kabar Delia?" tanya Mike yang baru saja masuk dalam ruangan gadis itu. Delia gadis yang berusia dua belas tahun itu baru saja siuman satu jam yang lalu dari pasca operasinya. Ia diam begitu saja. Tatapannya kosong, seperti ada ketakutan yang tersirat. Mike yang melihat itu, begitu paham kenapa Delia seperti itu. Ia pasti sadar kalau hanya dia yang selamat. Kalian bisa bayangkan? Seorang anak yang alami kecelakaan tragis yang berhasil merenggut nyawa semua keluarganya dan hanya menyiskan dia saja. Bagaimana perasaan Delia sekarang? Bahkan Mike sendiri tak bisa membayangkannya. "Delia?" panggil Mike yang sudah duduk di atas ranjang rumah sakit Delia. Gadis itu berada di ruangan VVIP. Mike sengaja meminta petugas rawat memindahkan Delia ke sana. Tujuannya yang tak lain agar Delia nyaman dengan segala unek-unek kondisi hatinya saat ini. "Hai gadis kecil..!" sapa Mike lagi. Delia masih belum mau menjawab. Ia masih setia diam dengan tatapan mata yang tak lepas dari Mike. "Ya sudah kalau kau tak mau diganggu. Aku pergi dulu." "Dokter..." Mike tersenyum tipis. Dengan senyum yang masih mengembang, Mike memutar tubuhnya kembali menghadap Delia. "Yup?" "Apa aku bisa berjalan lagi?" tanya Delia lemah. "Bisa. Kau pasti bisa berjalan. Aku akan membantumu." Ucap Mike. Pria itu kembali duduk di atas ranjang Delia. "Kau harus bisa.!" ucap Mike menyemangati. "Tapi kakiku tak bisa digerakkan." "Hanya sementara sayang. Nanti akan terasa kembali." jawab Mike. Delia kembali diam. Kesunyian menyelimuti ruangan tersebut. Satu menit, dua menit, kesunyian itu terjadi. "Aku tak punya siapa-siapa lagi...hikss..." satu isakan lolos dari Delia. Mike terenyuh melihatnya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan Delia nantinya. Tanpa orang tua, tanpa saudara. Mike meraih tangan kecil itu, "Kau ingin menjadi adikku? Ibu ku pasti senang kalau kau mau tinggal bersama kami." Entah apa yang ada dalam pikiran Mike, tapi mengangkat Delia menjadi keluarga langsung terlintas begitu saja. "Kau mau?" tawar Mike lagi. Delia terdiam. Ia tak menjawab. Antara terkejut dan tak enak hati. Itulah yang Delia rasakan. Mike bisa melihatnya, Delia ingin menerima namun tak enak. ****** BERSAMBUNG!!! BACA JUGA CERITA YANG LAINNYA YA..DIJAMIN SERU DAN KOCAK SEMUA..><
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN