Asupan Gizi

1875 Kata

“Ihh susah,” ucap Leonor hampir menangis. Semua Henna dia pakai ke tubuhnya sampai benar-benar merah hingga ke punggung. “Mamaa…,” rengeknya. “Bentar, temen Mama udah kirimin cairan penghapus Henna. Nanti juga ilang kok. Tunggu aja ya.” Tubuhnya merah seperti luka bakar. Leonor bahkan enggan melihat dirinya sendiri, hanya tiduran menatap televise yang menyala. Mama Seline merasa sangat bersalah. “Mama bikinin sesuatu ya? Mau apa makan siang kali ini?” “Hmm… apa aja.” Leonor hanya berdoa semoga Jerome tidak datang sekarang. Rasa kesal ini harus terlampiaskan, Leonor pergi ke balkon untuk menghirup udara segar. Balkon itu terhubung ke gym, jalan-jalan kesana untuk menjernihkan pikiran. “Hehehehe.” Tiba-tiba terpikirkan sesuatu saat melihat salah satu dinding Gym berwarna merah. Leonor ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN