Anita tidak ingat berapa kali ia terbangun karena perutnya yang bergemuruh, minta dimuntahkan isinya. Tidak seperti biasanya, Anita yang bisa tidur seperti jelmaan siluman kerbau kali ini terjaga sepanjang malam. Turun dari tempat tidur, dia menyeret langkahnya yang lemah. Anita menggosok matanya yang masih setengah mengantuk. Ia kemudian pergi ke kamar mandi, mengambil sikat gigi, meremas pasta gigi, untuk digosokkan ke giginya. Setiap kali ada sesuatu dengan rasa tajam yang masuk ke dalam mulutnya, ia pastih ingin muntah. Seluruh tubuh Anita tampak kepayahan dengan lingkaran hitam di kedua matanya. Indera penciuman Anita juga menjadi lebih sensitif. “Huek! Kalian lagi makan apa sih, Sof? Baunya nyengat banget!” Anita mengibaskan tangan dengan dahinya yang mengkerut ketika Sofia datang m