"Kita tidak memiliki pondasi," jawab Anika dengan nada terdengar miris. Alvin tersenyum miris. "Ya karena kita berdua memang mengawali pernikahan ini dengan cara yang salah dan itu karena Mas. Mas yang sudah lebih dulu menghancurkan pernikahan ini karena kebodohan dan keangkuhan Mas sendiri," Anika membuang pandangannya ke arah lain. Tiba-tiba rasa sesak yang sudah lama tidak Anika rasakan beberapa hari ini kembali muncul. Anika pun menghirup udara dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. "Mas mau kita punya pondasi pernikahan yang benar Anika. Seperti Ayah dan Bunda. Pernikahan Ayah dan Bunda bukannya tidak dihampiri badai. Mas tau betul bagaimana terpuruknya Ayah dan Bunda ketika memutuskan pindah dari Bandung. Mas memang tidak pernah melihat atau mendeng