"Thank u." Hannah pun turun dari mobil Max tanpa menunggu pria itu membuka pintu untuknya. Max melihat Hannah berjalan menuju ke teras rumah tanpa menoleh lagi padanya. Ia menghela napas panjang. "Bukankah seharusnya aku yang marah?" Bagai berlarian saling mendahului dengan mobil-mobil di jalanan, Max bisa bergerak lebih cepat lagi. Mobil ia simpan di ruang spasial buatan miliknya, sementara ia lebih senang berlari melompati gedung-gedung di kota metropolitan ini daripada harus fokus dengan kemudi bersama mobilnya. Di atas sebuah gedung pencakar langit dengan lampu-lampu gemerlap menyala. Kaki jenjang itu pun berhenti dan hinggap di area roof top gedung tersebut. "Ada apa kamu mengikutiku?" Max mengeluarkan suaranya lirih, sejenak hanya embusan angin yang menjawab. Tak lama kemudia