PROLOG
“Ada kabar yang menggemparkan! Kaisar Alcander, Rullin Vedenin telah tunduk kepada Negara Milana!”
Matahari bahkan belum terbenam, tapi berita tentang jatuhnya kekaisaran Alcander telah tersebar begitu cepat di telinga para penduduk benua Etheria, terutama penduduk Milana yang merasa sangat gempar atas kemenangan Negara mereka melawan Negara Alcander yang dikenal sangat unggul dalam bidang militer.
Dalam waktu yang begitu lama, rumor demi rumor tentang Negara Alcander mulai berjatuhan laksana hujan panah. Terkadang rumor itu memang benar, tapi ada pula rumor yang ditambahkan bumbu – bumbu kebohongan supaya menciptakan kesan yang menarik.
“Aku masih tidak percaya, Kaisar Rullin yang selalu diunggulkan oleh negara – negara lain malah akhirnya jatuh juga di tangan Negara Milana.”
“Bukankah artinya Kaisar Milana yang sekarang begitu menjanjikan? Maksudku, dia bahkan belum menjabat selama satu tahun, tapi sudah mampu menaklukan satu negara. Jika terus berkuasa, Yang Mulia Kaisar Yeva Rhoxolany mungkin mampu menguasai seluruh negara di Benua Etheria!”
“Tapi taktik apa yang digunakan oleh Kaisar Milana untuk mengkudeta Alcander?”
“Mana kutahu! Taktik peperangan adalah rahasia bagi tentara militer, tapi ada yang bilang kalau semua ini berkat Panglima Perang kita yang baru, Pangeran Kedua Erik Rhoxolany!”
“Oh! Oh! Aku juga mendengar berita tentang itu, katanya Pangeran Kedua hanya membawa 20.000 pasukan untuk melawan 100.000 tentara Alcander, namun Pangeran Kedua tetap bisa menang!”
“Jika Pangeran Kedua memang sepandai itu dalam berperang, kenapa dia baru mendapatkan gelar panglima sekarang?”
“Apa kau lupa? Selama sepuluh tahun posisi Panglima Perang di duduki oleh Putri Mahkota Rhaella Rhoxolany, tidak ada yang pernah bisa menggeser posisinya sampai akhirnya Yang Mulia terkena kutukan iblis saat ingin menyerang Negara Hali.”
“Apanya yang Putri Mahkota?! Dia sudah bukan lagi Putri Mahkota! Wanita itu bahkan hanya menghabiskan sisa hidupnya untuk berjudi dan bermain dengan para selir prianya!”
“Kejatuhannya mungkin juga karena dia terlalu sombong selama ini! Yang Mulia bahkan tidak pernah mau menerima lamaran dari pria mana pun karena menganggap mereka tidak sebanding dengannya!”
“Jaga ucapanmu! Aku dengar Yang Mulia akan memenggal kepala orang yang berbicara buruk tentangnya.”
“Aku tidak takut! Penguasa di Milana saat ini adalah Yang Mulia Yeva, beliau adalah orang yang sangat mulia sehingga tidak akan membiarkan saudarinya itu menindas rakyat kecil!”
Kabar tentang jatuhnya kekuasaan Rullin Vedenin berakhir dengan perbincangan jatuhnya kepemimpinan Rhaella Rhoxolany sebagai seorang panglima perang.
Para penduduk gemar menghubungkan mereka berdua, karena merasa keduanya mempunyai nasib yang serupa.
Yaitu, mereka sama – sama jatuh dari kejayaannya.
Sebuah nasib yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh dua orang yang selalu menempati tempat tertinggi itu.
• • •
Waktu lantas berputar dengan eloknya, hari berubah menjadi minggu, dan minggu berubah menjadi bulan.
Tanpa terasa tiga bulan sudah berlalu, tapi topik perbincangan mengenai jatuhnya Rullin Vedenin masih hangat dibicarakan. Mereka bahkan mulai menambahkan rumor – rumor tak lazim yang keluar dari norma masyarakat.
Tidak ada yang mengetahui kelanjutan nasib dari Kaisar Alcander setelah pria itu memasuki Istana kekaisaran, mereka berpikir mungkin saja Kaisar Yeva ingin mengorek informasi tentang Alcander sehingga pria itu masih dibiarkan hidup. Namun ada pula yang berkata jika Kaisar Yeva membiarkan Rullin hidup atas rasa belas kasih.
Ketika perbincangan mengenai Rullin mulai meredup, sebuah berita yang menghebohkan kembali terdengar sehingga seluruh rakyat mulai membicarakan Rullin lagi.
Tapi kali ini, nama Rhaella secara mutlak selalu dibawa setiap kali mereka membicarakan Rullin.
Pasalnya, rakyat mendengar kabar bahwa Rhaella Rhoxolany telah mengangkat Rullin Vedenin sebagai budaknya!
Sontak nama Rhaella Rhoxolany semakin menghitam di pandangan rakyat.
Seseorang yang mengalami kejatuhan, kini ingin menguasai orang yang bernasib sama.
Di mata masyarakat awam, sikap Rhaella tidaklah lebih dari seorang tirani yang ingin menunjukkan kekuasannya meski sudah berada di ambang kematian.