“Tempat indahnya Anindira nih!” kuputar bola mataku malas,kubiarkan saja Ananta melakukan semaunya. Sedang aku memilih membentangkan kain putih tipis sebagai alas tempat dudukku denganya. Setelah selesai,kutarik tangan Ananta untuk duduk. “Pantes kamu suka banget disini,” lanjut Ananta lagi. “Kamu jangan ikutan gila,orang sudah berulang kali kesini,” Ananta terkikik di sampingku,merangkul pundakku dan tersenyum. Aku tak menepisnya,Ananta memang seperti ini sejak dulu. Dia selalu suka mendekatkan diri padahal aku selalu dingin padanya. “Nin,apasih yang menarik dari pantai? Padahal kamu sudah menjelaskan berulang kali tapi tetap aja aku kurang percaya dan sudahlah.” Kupandang outfitnya hari ini,jilbab pashmina instan yang sengaja ia pakai setiap kali keluar tanpa kerja,celana kulot besar