Asa kembali menatap Ruma. Ruma nampak makan dengan hikmat, tapi Asa tahu pikiran Ruma sedang merencanakan untuk menuntut penjelasan pada Asa. Tak apa, asa akan jelaskan semuanya nanti. Selesai sarapan, mereka segera berangkat. Agak buru - buru karena jam sudah cukup mepet. Sesuai yang Asa duga, sembari tetap memeluk pinggangnya dengan erat, Ruma mulai bicara tentang masalah Asa ikut pemilihan perawat tetap, tapi tidak bilang padanya. "Sa, kamu ternyata ikut tes jadi perawat tetap ya? Kok nggak bilang aku sih?" Ruma berkata dengan tenang, namun Asa bisa merasakan suratan kecewa. Apa lagi Asa sudah kepergok dua kali tidak bilang tentang sesuatu terlebih dahulu pada Ruma. "Maaf ya sayang. Maaf banget. Beneran aku udah rencana bilang. Tapi nggak tahu kenapa lupa - lupa