Begining

506 Kata
Dahulu kala, saat dimensi manusia dan dimensi lain masih terbuka di bagi menjadi dua benua. Bumi utara dan Bumi selatan. Mereka hidup berdampingan. Bumi selatan di huni oleh Manusia dan Dewa. Di bawah pimpinan Raja Alexander dan Ratu Amora. Ratu Amora seorang ratu yang cerdas dan ambisius, licik dan kejam. Berbeda dengan Alexander yang memiliki karakter tegas dan tidak suka pembakangan. Sementara di bumi utara di huni oleh ras goblin, ras vamoire, ras ninas, ras elf. Dibawah pimpinan Kenzi dari klan Iblis lucifer. Saudara tiri dari Raja Alexander. Kedua saudara itu tidak pernah hidup damai. Meski terlihat saling menyayangi di luar. Tapi Raja Alexander selalu menginginkan apa yang menjadi milik Kenzi. Di antara perbatasan Bumi Utara dan Bumi Selatan. Terdapat hutan yang terkenal angker. Hiduplah seorang kakek bersama cucunya yang bernama Quel Lexandria. Gadis itu di temukan sang kakek sewaktu masih bayi di tengah hutan larangan. Bahkan si kakek tidak pernah tahu siapa yang tega membuang bayi yang masih merah itu di tengah hutan larangan. Ia rawat hingga besar, namin sayang. Sang kakek lebih dulu meninggalkan Quel dan tidak akan pernah kembali. Sejak itu, Quel hidup sendiri di hutan larangan. Di dalam hutan, gadis itu bercocok tanam. Yang nantinya akan di jual ke desa terdekat tak jauh dari kerajaan Planedian. *** Malam semakin larut, suara gemerisik pohon tertiup angin, suara burung hantu dan lolongan serigala hutan membuat suasana hutan itu semakin sunyi dan mencekam. Bagi sebagian penduduk tidak ada yang berani masuk ke hutan larangan itu. Mereka akan tersesat dan tidak pernah kembali lagi di hutan itu. Namun sejak Raja Renaisan turun tahta dan di gantikan oleh Alexander. Penduduk mulai berani masuk ke hutan itu. Tapi bagi mereka yang punya nyali saja. Sementara Quel masih bekeraj di depan gubuknya yang terbuat dari bambu. Gadis itu tengah membereskan buah buahan yang akan dia jual besok pagi pada saudagar kaya di kota. Yang sudah terbiasa membeli sayurannya sejak masih ada Sang kakek. Quel banyak belajar dari Kakeknya yang berasal dari ras Elf. Dan Ras Elf terkenal karena ahli berperang selain itu mereka menjaga lingkungan dengan bercocok tanam. "Waktunya beristirahat," ucap Quel menatap semua sayur dan buah yang sudah tertata rapi di dalam gerobak. Kemudian ia berjalan masuk ke dalam gubuknya dan naik ke atas dipan merebahkan tubuhnya. Semenjak kakeknya tiada, Quel menjadi kesepian. Namun ia enggan untuk meninggalkan gubuk itu. Karena ia juga tidak memiliki siapa siapa selain kakek. Perlahan air mata Quel merembes membasahi tangannya yang di buat ganjalan kepalanya. Rasa rindu pada Kakeknya menyeruak dalam dadanya. "Bleddar!" Quel terkejut mendengar suara petir diluar gubuknya, ia meringkuk di sudut dipan. Menghindari atapnya yang bocor. Ternyata di luar tengah hujan deras. "Aku tidak boleh menyerah, meski aku hidup sendirian. Aku pasti bisa," ucapnya menyemangati diri sendiri. Perlahan Quel menguap, rasa kantuk mulai menyerang, akibat kelelahan setelah seharian bekerja. Waktu terus berputar, malan berganti pagi. Quel terbangun dan turun dari atas dipan. Lalu mencuci muka di aliran sungai yang tak jauh dari gubuknya. Setelah selesai ia mulai bersiap siap pergi ke kota untuk menjual sayurannya dan menukarnya dengan barang lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN