(Masih Author) Keesokan harinya, berita tersebar dengan cepat. Warga sekitar merasa iba pada Lisa dan malu sendiri karena mempercayai ucapan Ningsih yang menggebu-gebu menjelekkan Lisa. Kini, mereka ingin minta maaf pada Lisa, tapi bagaimana caranya? Gadis itu sudah dibawa pergi oleh lelaki yang bersedia menikahinya. Satu persatu mereka berdoa dan berharap semoga Lisa bahagia sebagai ganti permintaan maaf. Keadaan rumah itu hening, Ningsih lebih mengurung diri di kamar. Dia malu pada tetangga. Anak Lajang yang selalu di banggakannya itu kini mencoreng wajahnya. Dirinya menjadi bahan cibiran semua orang. "Ibu, ibu nggak masak? Sora lapar..." teriakan putrinya di depan pintu kamar membuat Ningsih mau tak mau harus keluar. "Ayah dimana?" tanyanya saat melihat tidak ada suaminya di ruang t