7. RATNA SULISTIA

1044 Kata
Lisa terkejut saat mendengar ucapan Jason. Pria ini, bagaimana dia tahu nama ibuku? batinnya? Satu dugaan yang langsung mampir di otak Lisa. Mengingat cerita neneknya dan ucapan Jason tadi soal pelaccur. Apakah lelaki kaya yang membawa ibunya pergi adalah ayah Jason? Jika iya, apa sekarang Lisa yang akan menebus kesalahan ibu yang tidak di kenalnya itu? "Ratna si pelaccur itu, ternyata punya anak perempuan, selama ini aku mencari-cari cara bagaimana membalaskan dendamku, ternyata Tuhan sangat baik padaku, dia mengirimkanmu padaku. Terimakasih untuk Bakhtiar yang sudah jatuh cinta dan menikahimu. Mulai hari ini, aku akan menunjukkan bagaimana roda kehidupan bisa berputar pada ibumu. hahahhahaha " Pria itu tertawa terbahak-bahak sampai matanya berair. Setelah tawa Jason mereda, dia menyesap minumannya lagi lalu tiba-tiba melemparkan gelasnya kesembarang arah. Sisa minumannya pasti menodai dinding yang bersih itu. Dia bergegas berdiri dan menghampiri Lisa lalu dengan kejamnya menarik rambut Lisa. Menyeret Lisa ke sebuah kamar yang berada dipojokan. Saat melewati ruang tengah yang luas itu, Lisa bisa melihat beberapa pelayan yang menyembulkan kepalanya untuk melihat kejadian yang menimbulkan kebisingan dirumah ini. Jason tidak peduli dengan teriakan Lisa, dia berjalan santai sambil menarik rambut Lisa. Membuka pintu kamar dan menghempaskan Lisa pada kasur lantai yang tipis. Dia mengunci pintu dan segera melepaskan pakaiannya. Mendekat pada Lisa sambil menyeringai. Lisa ketakutan dan dengan menahan rasa sakit, dia mundur ngesot hingga punggungnya menabrak dinding dingin kamar itu. Tanpa perasaan Jason menarik kedua kaki Lisa, menyeret Lisa tiba-tiba sampai-sampai kepala Lisa terantuk ke lantai dengan begitu kerasnya. "Argkhhhh..." teriak Lisa menggema di ruangan sempit itu. Sakit sekali, pandangannya berkunang-kunang. "Aku akan menunjukkan bagaimana ibumu bisa menggoda laki-laki yang bukan miliknya," ucap Jason seraya menarik paksa pakaian Lisa dan hanya menyisakan pakaian dalam saja. Ini sangat memalukan, seumur-umur hanya dihadapan Tiar lah Lisa pernah telanjang seperti ini itupun karena Tiar adalah suaminya. Lisa yang sudah tidak punya tenaga untuk melawan Jason karena kepalanya masih sangat sakit tetap berusaha menghalau pria itu dari atas tubuhnya. Lisa menggeleng-gelengkan kepala saat Jason hendak menciumnya. Lisa menggapai-gapai udara dan sesekali memukuli Jason yang sudah duduk mengangkang di atas perutnya. Pukulan tanpa tenaga itu tidak dihiraukan oleh Jason, dengan emosi dia menjambak rambut Lisa kemudian menamparnya dengan sangat keras. Lagi-lagi Lisa dapat merasakan rasa asin di dalam mulutnya. "Jangan sok suci, kau sama saja dengan ibumu, ayo, tunjukkan padaku bagaimana caramu menggoda Bakhtiar sampai-sampai dia mau menikahimu pelaccur!" Apapun yang di ucapkan oleh Jason tidak dipedulikan lagi oleh Lisa. dia sedang berusaha mengumpulkan tenaga dan kesadaran. Jangan sampai Jason menodai dirinya. Tangan kiri Jason menjambak rambut Lisa, yang kanan bertumpu di sisi kiri kepala wanita itu. Jason mendekatkan wajahnya dan mencium dengan kasar. Lisa memejamkan mata dan menutup bibir rapat-rapat. Terdengar erangan frustasinya karena tak diberi akses. Jason tanpa perasaan menggigit bibir Lisa. "Aku akan tetap bertahan mengunci bibirku, toh rasa sakit lebih dari ini sudah aku rasakan. Aku tidak boleh kalah, walau bibirku akan bolong karena giginya tak kan kubiarkan dia mendapatkan apa yang dia mau dengan begitu mudahnya," tekad Lisa dalam hati dan semakin mengunci bibirnya. Semakin dia bertahan semakin kencang gigita Jason. Giginya menusuk bibir Lisa hingga berdarah. Rasa asin semakin terasa di mulut Lisa bahkan dia dapat merasakan air liurnya mengalir. Atau mungkinkah itu darah? "Badjingan, b******k, pelaccur sialaaannn!" maki Jason begitu melepaskan gigitannya dari bibir Lisa. Dia sangat kesal karena Lisa melawannya. Jason menatap Lisa yang sudah bernoda merah di sekitaran wajahnya. "Mati saja kau pelaccur sialaan!" maki Jason dengan keras dan meletakkan kedua tangannya di leher Lisa. Menekannya hingga membuat wajah Lisa memerah lalu berubah biru. Anehnya, perempuan itu sepertinya sudah pasrah. Tangannya tidak berusaha menyingkirkan tangan Jason dari lehernya. "Ayo bunuh aku, bukan kah katamu bahwa kau adalah penentu hidupku?" ucap Lisa dalam hati. Sementara itu di tempat yang berbeda, Pria bernama Bakhtiar itu tiba-tiba terbangun dan langsung duduk. Jantungnya berdebar kencang dan nama serta wajah istri yang sudah dua minggu ini tidak di lihatnya tiba-tiba masuk ke pikirannya. "Sayang, apa kamu baik-baik saja? Aku tidak tenang selama dua minggu ini," gumamnya. Pria itu juga di kurung di tempat yang berbeda. Bedanya dengan Lisa adalah, pria itu masih bebas keluar walau ada pengawal yang menyamar menjadi supir pribadinya. Usai dia sadar dari pingsan karena di gebuki oleh Jason dua minggu lalu, dia di rawat dengan baik oleh seorang dokter dan perawat dan juga Cyntia sesekali. Tapi dia tidak menemukan keberadaan istrinya dan juga ibunya. Saat itu dia sadar bahwa jalan hidupnya mulai saat itu akan di atur oleh Jason dan Cyntia. Lalu setelah dia pergi ke kantor, dia mendapat surat perintah mutasi kerja ke kantor cabang yang masih ada di kota yang sama. Bukan lagi sebagai manager lapangan tetapi menjadi manager di kantor cabang. Beberapa hari setelah itu dia minta izin untuk menemui ibunya yang memang sudah sakit. Saat dia di bawa pulang ke rumah, yang dia jumpai disana hanya ibunya dan satu orang perawat dan satu pengurus rumah. Tidak ada istrinya. Yang ada malah Cyntia yang sedang mendorong kursi roda ibunya. Bakhtiar juga tidak bisa menjelaskan secara gamblang keadaan saat ini pada ibunya. Akhirnya dia berbohong dan mengatakan Lisa ada bersamanya dan tinggal di luar kota karena sudah di pindahkan. hari ini dia datang karena sedang berkunjung ke kantor pusat. Ibunya bukan orang bodoh. Walau ibunya mengangguk, tetapi ketika di malam hari dia menangis dan memohon keselamatan anak dan menantunya yang sedang mengalami hal sulit karena Jason dan Cyntia. Sejak hari itu, Bakhtiar sadar bahwa Lisa juga pasti berada di tangan Jason dan di sembunyikan di tempat lain. Yang bisa dia lakukan hanya berdoa untuk keselamatan istrinya. Karena tidak punya pergerakan bebas untuk mencari tahu. Dan seolah pasrah dengan semua yang terjadi, dia juga mengikuti semua kemauan Cyntia dan Jason. Pergi ke studio untuk keperluan pernikahan juga melakukan sesi prawedding shoot. Di seret ke rumah mode pria dan di ukur tubuhnya untuk membuat pakaian di pernikahannya nanti. Malam ini, saat dia sudah terlelap, dia seperti mendengar suara jeritan kesakitan dari istrinya persis seperti dua minggu lalu ketika istrinya di pukul oleh Jason di rumah mereka. Bakhtiar bangun dan lalu menunduk tak berdaya. Rumah tangga mereka yang baru merasakan kebahagiaan kini sirna karena kehadiran gadis gila bernama Cyntia. "Jika sampai terjadi hal buruk pada istriku. Aku bersumpah akan membalasmu Cyntia." Bakhtiar mengepalkan tangannya hingga muncul urat-urat di tangannya. Giginya menggertak karena geram.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN